Kita takkan terpaut masa
Dalam jarak yang menggelorakan rasa
Dalam hening yang membuncahkan asa
Kita takkan terpaut masa
Di sana dalam ruang hampa cinta
Genggaman takkan merenggang
Buai lantunan indah kata
Tiada guna dibanding dalamnya samudera rasa
--F.A--
Home / poem
Tampilkan postingan dengan label poem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label poem. Tampilkan semua postingan
Fatamorgana~
Mungkin karena dunia hanya fatamorgana, seakan ada tapi hakikinya tiada. Ya, mungkin karena ia hanya sekadar fatamorgana... Tapi, mengapa sakitnya sangat terasa? Dan mengapa pula bahagianya seakan menggigit luka? Ataukah karena mataku telah buta sejak ribuan tahun lalu? Ataukah karena lidahku telah kelu bersama butanya mataku? Rembulan kini tak lagi bersinar di mataku, ia hanya bersinar di hatiku. Menemani dan menerangi gelap dan sepinya hati.
#segelintirpuisi #rasa #puisipagi #olahkata
#segelintirpuisi #rasa #puisipagi #olahkata
Pada Jarak Waktu
Pada jarak waktu yang mengilat
Menyilau mata kala tergesa
Menyisa tanya
Meminta asa
Pada jarak waktu yang mengilat
Mencari kata mewakil jiwa
Menggenang atau tenggelam
Senang atau padam
Pada jarak waktu yang mengilat
Dalam hati berintih-rintih
Menatap jauh ilusi
Merasa kini
Hmh, pada jarak waktu yang mengilat
Menyilau mata kala tergesa
Menyisa tanya
Meminta asa
Pada jarak waktu yang mengilat
Mencari kata mewakil jiwa
Menggenang atau tenggelam
Senang atau padam
Pada jarak waktu yang mengilat
Dalam hati berintih-rintih
Menatap jauh ilusi
Merasa kini
Hmh, pada jarak waktu yang mengilat
Saat Kita Bertanya tentang Kita
Saat kita bertanya tentang kita
Tentang jati diri sebenarnya dan hakikinya
Saat kita bertanya tentang kita
Tentang jiwa yang tak tentram dan penuh kebingungan
Saat kita bertanya tentang kita
Tentang kesedihan yang menggelayut dan derita yang tak kunjung reda
Saat kita bertanya tentang kita
Tentang diri yang bergelora tetapi hampa di dalamnya
Saat kita bertanya tentang kita
Siapa sebenarnya dan yang manakah sejatinya?
Maka ketahuilah, setiap bayi yang lahir ke dunia
Lahir dengan fitrah
Fitrah untuk menjadi hamba yang senantiasa rindu pada Tuhannya
Lahir dengan fitrah
Fitrah untuk menjadi hamba yang senantiasa ingin dekat pada Tuhannya
Lahir dengan fitrah
Fitrah hanya untuk beribadah kepada-Nya
Menjadi hamba yang dihias takwa sebagai pakaiannya
Dan akhlak mulia adalah perhiasannya
Maka saat kita bertanya tentang kita
Kembali ke fitrah, itu jawabnya
------------- Bumi Allah, Makassar-----------------
Sebab lingkungan lah yang membentuk karakter kita, namun terkadang mengaburkan jati diri kita. Jati diri sebagai seorang muslim/ah dirindu surga.
Tentang jati diri sebenarnya dan hakikinya
Saat kita bertanya tentang kita
Tentang jiwa yang tak tentram dan penuh kebingungan
Saat kita bertanya tentang kita
Tentang kesedihan yang menggelayut dan derita yang tak kunjung reda
Saat kita bertanya tentang kita
Tentang diri yang bergelora tetapi hampa di dalamnya
Saat kita bertanya tentang kita
Siapa sebenarnya dan yang manakah sejatinya?
Maka ketahuilah, setiap bayi yang lahir ke dunia
Lahir dengan fitrah
Fitrah untuk menjadi hamba yang senantiasa rindu pada Tuhannya
Lahir dengan fitrah
Fitrah untuk menjadi hamba yang senantiasa ingin dekat pada Tuhannya
Lahir dengan fitrah
Fitrah hanya untuk beribadah kepada-Nya
Menjadi hamba yang dihias takwa sebagai pakaiannya
Dan akhlak mulia adalah perhiasannya
Maka saat kita bertanya tentang kita
Kembali ke fitrah, itu jawabnya
------------- Bumi Allah, Makassar-----------------
Sebab lingkungan lah yang membentuk karakter kita, namun terkadang mengaburkan jati diri kita. Jati diri sebagai seorang muslim/ah dirindu surga.
Hidup Menunjukkan Cakarnya
Hidup menunjukkan cakarnya saat titik kedewasaan ingin kita raih. Tiap orang akan melihat cakar berbeda. Dan akan menghadapi cakar itu sesuai pola pikirnya. Peringatan dan cara menghadapinya sebenarnya telah diberikan, hanya saja, ada yang mengambil dan ada yang tidak mengindahkan.
Hidup telah menunjukkan cakarnya. Karena masing-masing orang telah melihatnya. Di tiap sudut kamar sebelum terlelap, auman yang memekakkan telinga akan keganasan seakan menjadi pelengkap harian.
Hati kadang begitu naif. Menyaksikan segala sudut yang memungkinkan sehingga kadang membuatnya lemah. Prinsip. Entah prinsip apa yang ia harus pegang untuk menguatkan pundak dan langkah. Kadang, itu yang terbetik sejenak.
Lemah. Ya. Proses menguatkan diri, mungkin sedang berjalan saat menyadari kelemahan. Lemah menghadapi cengkraman cakar yang bahkan tak pernah terpikir sebelumnya. Tapi, manusia punya sifat kuat bertahan hidup. Sayangnya, tekad kuat takkan berkutik saat semuanya terlambat.
Follow me:
http://zaza17azza.tumblr.com/
Langganan:
Postingan
(
Atom
)