Bintang dan pasir~

Ehm, hai, kawan...
Apakah engkau baik-baik saja dalam balutan iman?
Apakah engkau tetap tersenyum? Walau, ya, kutahu kadang hidup menjadi sangat berat
Tapi, sudahkah engkau bersyukur?
Untuk apa? Ehm, cukup untuk 1 nikmat sederhana... Mata yang kau punya atau telinga yang engkau gunakan. Kau tahu 'kan bahwa tak semua orang seberuntung dirimu dengan 1 nikmat sederhana itu! Yang walau sederhana, sangat menentukan hidupmu. Paling tidak, bersyukurlah! 😊

Kawan, pernahkah engkau melihat bintang yang bertebaran di angkasa seakan sebarangan? Tidak, ia tak sebarang tempat. Uniknya, jumlahnya yang tak hingga tersusun dengan apiknya. Makanya kita mengenal gugusan bintang, bukan?
Bintang yang begitu banyaknya, tak ada yang tahu jumlahnya selain yang menciptanya. Bukankah menakjubkan!

Sudahkah kita bersyukur?

Pasir. Pernahkah pula kau menghitung tiap butirnya? Nonsense. Jumlahnya pun tiada terkira. Tapi, darimana asalnya? Pasir yang ada di tepi pantai seakan tak pernah berkurang, tapi, darumana datangnya? Bukankah sejak awal kita tahu bahwa pasir itu ada, tetapi tak tahu darimana datangnya? Ia benda mati yang tak mungkin bereproduksi. Kapan dan bagaimana ia aada? Kenapa harus dalam jumlah yang demikian hebatnya?
Ya, hanya penciptanya yang paling tahu.

Lalu, sudahkah kita bersyukur?

Bintang dan pasir itu kadang seperti kita.
Kadang kita merasakan begitu banyak hal yang seakan tak ada yang mengetahui dan memahaminya, tapi, pencipta kita tahu. Dia Maha Mengetahui bahkan yang tersirat dalam hati. Cahaya kita yang kelap kelip, kadang naik kadang turun, Allah ta'ala tahu.
Kadang pula kita tak tahu, untuk alasan apa kita diciptakan? (Ya, tujuan umumnya adalah ibadah, lalu khususnya?) Tapi, kenyataan bahwa kita hidup hari ini adalah karena sebuah sebab. Cukup itu saja dan bersangka baik pada Tuhan yang Maha Bijaksana. Allah ta'ala menciptakan kita untuk hidup di dunia ini karena sebuah sebab istimewa walau kadang terasa kita tak bernilai apa-apa seperti pasir itu. Tapi, jika tak ada pasir di dunia ini, takkan ada daratan. Maka kehadiran kita pun adalah sebuah kebaikan tergantung cara kita berprasangka pada Sang Khalik. Allah sesuai persangkaan hamba-Nya.

Kita seperti bintang dan pasir yang tercipta karena sebuah sebab istimewa.
Kita seperti bintang dan pasir yang harusnya tunduk dan patuh pada perintah pemiliknya.
Kita seperti bintang dan pasir yang harus terus bertasbih memujiNya.

Subhanaka robbiy, laa ilaha illa anta.😌😌

Pulang~

Entah kapan kita akan bersua
Di sebuah bangunan indah yang kita sebut 'rumah'
Tanpa hiruk pikuk yang melenakan jiwa
Dari bertasbih memuji-Nya

Entah kapan kita akan bersua
Pada tempat penuh ketenangan yang kita sebut 'rumah'
Yang di dalamnya dihiasi ibadah
Yang di dalamnya dibalut takwa

Entah kapan kita akan bersua
Dengan bergenggam tangan di tempat kita akan saling bernostalgia
Menyibak tabir yang dulunya menutup
Saling menghibur dan mensyukuri nikmat Robb 'azza wa jalla

Ya, entah kapan kita akan bersua
Entah kapan kita akan pulang
Aku sungguh menantikannya

😌😌😌

Sibuk~

Seringkali kita hanya sibuk meratapi diri kita sendiri padahal Allah telah memberi kita nikmat yang luar biasa, namun, kita saja yang terlalu serakah.

#quotetoday #muhasabah

Hidup (t)akkan~

Hidup takkan menjadi lebih mudah
Sebab kita beranjak dewasa, kita melangkah ke depan
Sebab, ya, hidup memang adalah ujian

Hidup takkan menjadi lebih mudah
Jika kita hanya diam berpangku tangan, seakan kaki akan bergerak dengan sendirinya
Jika kita tak hendak memulai kebaikan dan menolak keburukan
Bukan pada siapa-siapa, hanya pada diri kita saja

Hidup takkan menjadi lebih mudah
Ya, mata kita memang harus terbuka dengan lebarnya

Tapi, engkau tahu? Hidup bisa saja menjadi lebih mudah

Hidup akan menjadi lebih mudah
Kala takwa adalah hiasannya
Karena Dzat yang Menguasai alam akan memberi jalan keluar
Karena Dzat yang Maha Perkasa akan memudahkan langkah

Hidup akan menjadi lebih mudah
Kala seluruh manusia kembali pada alasan ia dicipta
Hanya untuk beribadah pada Robbul 'Izzah, Allah tabaraka wata'ala


❤❤❤
Az-Zahra, 26 Rabi'ul Awwal 1438 H

Kumpulan Nasihat Pernikahan~






















Ternyata Begitu~

Aku tak ingin mencintaimu dengan sebegitu besarnya karena Allah tetaplah nomor satu
Aku tak pula bisa menomorduakanmu
Karena ada Rasulullah di situ
Setelah keduanya, engkaulah kecintaanku
Cinta yang setahap-demi-setahap terus kutabur dan kusemai
Agar ia abadi hingga ke jannah
Aku baru tahu..
Begini rasanya jatuh cinta dalam ikatan yang halal
Buncahan rasa di awal kuharap tak berkurang secara progresif malah bertambah
Mawaddah, istilahnya..
Saling mengingatkan
Saling menguatkan
Saling memahamkan
Saling melapangkan
Saling menenangkan
Saling menghangatkan perasaan
Aku mencintaimu karena Allah, hubbiy..
Semoga Allah menguatkan dan mengekalkan rasa ini~
Masalah adalah sebuah hal yang niscaya
Tetapi kembali mengingat alasan kita berjumpa, semoga meluluhkan hati
Dan mendinginkan panasnya masalah yang menerpa
Menjaga sakiinah dalam bahtera kita
Semoga dengannya, rahmat pun Allah turunkan

Semoga Allah menjaga diri dan keluarga kita dari panas dan pedihnya neraka
Dan semoga Allah jaga kita dari bujuk rayu setan yang terkutuk serta sekutu-sekutunya

#sajakcinta
#untuk_seseorang (Mrs.12)
#no_baper
#nasihat

Merpati~

Tadi, tak sengaja lihat pertunjukan merpati di jalan. Dilakukan 2 orang anak-anak sebagai permainan di jalan yang sepi karena masih jam sibuk ala kantoran. Pertunjukan yang menerbangkan merpati jantan untuk menemukan betinanya. Subhanallah... Merpati itu memang lambang setia. Sayangnya, yang tadi kusaksikan, kedua merpati menuju 1 betina.. Ehm, gagal apa selingkuh ya?

#curcoltoday

Umpama Rindu~

Jika rindu adalah sebuah manik yang kurangkai pada seutas benang, mungkin panjangnya sudah berkali-kali keliling dunia. Walau tak dikehendaki, pada akhirnya, terhanyut dan tenggelam juga dalam rasa itu. (Harus belajar berenang)!

#quotetoday #sajakrindu #alala_alay #halalkansaja

Baru kutahu
Begini rupa-rupanya jatuh cinta
Begini rupa-rupanya tangkap cinta
Dan begini rupa-rupanya bangun cinta
Dalam ikatan halal
Yang semoga berkah
Ternyata indah

#sajaknikah #quotetoday

Nasyid Rabithah

Sesungguhnya Engkau tahu
Bahwa hati ini telah berpadu
Berhimpun dalam naungan cintaMu
Bertemu dalam ketaatan
Bersatu dalam perjuangan
Menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
Kekalkanlah cintanya
Tunjukilah jalan-jalannya
Terangilah dengan cahayamu
Yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
Dengan karunia iman
Dan indahnya tawakal padaMu
Hidupkan dengan ma'rifatMu
Matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela

#AksiBelaIslam ~ Sajak

Kala mata membelalak
Telinga menghangat
Dada sesak oleh amarah
Tapi biarlah lisan tak mengucap
Selain do'a dan dzikrullah
Tangan tak menoda
Akhlak tetap karimah
Dan menjadikan Allah tumpuan harap
Semoga keadilan ditegak

#AksiBelaIslam

Semoga Allah menurunkan pertolongan-Nya

Meranyah~

Lumat-lumat kata kutelan
Dalam hambar rasa yang tersisa
Tak butuhlah semua orang menganga
Atas segelintir kisah yang faedahnya hanya untuk kita

Ya, butuh cakap-cakap mata memandang
Butuh cakap-cakap telinga mendengar
Kala merintih cukup berbisik sayup
Kala merintik tangis dalam senyum

Butuh waktu memang kiranya
Menegak jiwa di tengah zaman
Butuh sabar memang kiranya
Menopang tubuh dengan amanat Tuhan

#puisi #puisimalam #catatan

Fatamorgana~

Mungkin karena dunia hanya fatamorgana, seakan ada tapi hakikinya tiada. Ya, mungkin karena ia hanya sekadar fatamorgana... Tapi, mengapa sakitnya sangat terasa? Dan mengapa pula bahagianya seakan menggigit luka? Ataukah karena mataku telah buta sejak ribuan tahun lalu? Ataukah karena lidahku telah kelu bersama butanya mataku? Rembulan kini tak lagi bersinar di mataku, ia hanya bersinar di hatiku. Menemani dan menerangi gelap dan sepinya hati.

#segelintirpuisi #rasa #puisipagi #olahkata

Alasan Lupa~

Mungkin alasan utama kenapa kenangan itu terlupakan adalah karena keinginan kita untuk melupakannya.

#quotetoday

#Perempuan~

Kamu wanita? Perempuan? Pernah ngerasa aneh nggak sih? Semisal:: kadang ngerasain sesuatu tapi nggak tahu apa dan kenapa. Seperti kata orang-orang, "jangan tanya apa yang wanita inginkan karena dia juga nggak tahu". Di awal-awal aku sih cuman manggut-manggut saja soalnya pernah (sering sih kayaknya) merasakan hal seperti itu. Tapi ternyata baru-baru kuketahui dan kusadari bahwa itu juga bagian karakter perempuan. Kalau "merasa" nggak enak terhadap sesuatu langsung tampak pada sikap dan semacamnya walaupun nggak jelas karena apa?! *sigh* dasar wanita...
Mau gimana? Memang wanita itu tulang rusuk yang bengkok kan? Se'lurus' apapun kita melihat wanita, dia tetap bengkok.. Besides, nobody's perfect kan? Lucunya, banyak yang nggak mau ngaku. Hmh, lagi-lagi...
Ya, banyak wanita yang "seakan" ingin mendominasi dunia (maaf kata-katanya #lebay). Memang sih kita tetap nggak bisa memungkiri peran wanita yang mendidik anak (tentu ini memang peran utama wanita di dunia, yang sekarang banyak terabaikan oleh gelar 'wanita karir') dan sebagian wanita yang mampu memberi pengaruh di dunia (tapi, persentasenya memang kecil dibandingkan laki-laki), hanya saja, wanita tetap punya bagian dari dirinya yang bengkok. Tetapi kebengkokan itu akan terarah dengan agama. Karena bengkoknya wanita dekat dengan hati sedangkan agama itu menyentuh dan menenangkan hati. Jadi, ya, wanita juga butuh paham, kalau ia sangat butuh kepada agama bahkan SANGAT butuh untuk menjaga kebengkokannya tidak merusak dan dirusak.
Yah... Namanya juga perempuan :)

Yang Penting Berkah~

Nggak usah peduli pandangan orang, kalau menurut Allah baik ya baik. Yang penting berkah dari Allah itu lho... Manusia nggak bisa ngasih 'kan? Ngasih berkah.

#think #todaysquote #curcoljadinya

Muharram: Antara Mitos, Legenda dan Syari’at



Bismillah.
Bagaimana kabar sekalian muslimah kece? Mudah-mudahan selalu berada dalam naungan petunjuk Allah ta’ala dan terus bersemangat dalam ketaatan ya! Nah, muslimah, sekarang sudah tanggal berapa Muharram sih? Wah… udah lewat setengah bulan berjalan lho ya! Nggak terasa. Tapi, jangan sampai, setengah bulan Muharram yang sedang kita lalui hari ini menjadi hilang ‘rasa’nya ya! Bulan Muharram di dalam sebuah hadits disebut sebagai bulan Allah, muslimah udah tahu belum? Nah, admin mau berbagi tentang beberapa mitos, legenda serta bagaimana syari’at Islam memandang bulan Muharram ini. Tentunya, mudah-mudahan muslimah semakin gencar beribadah di sisa-sisa bulan mulia ini dan tidak terprovokasi oleh keyakinan-keyakinan yang ternyata nggak ada landasannya!

Benar atau Salah?~

For Me::
Kita hanya mampu berusaha, merencanakan apa yang terbaik. Tapi, semua kembali pada keridhoan Allah dan izin-Nya.
Kita nggak tahu apa yang ada di depan kita atau apakah sebuah pilihan baik untuk kita. Kita hanya mampu menentukan dari hasil istikharah saja lalu mengembalikan semua urusan kepada Allah yang Maha Mengatur.
Kita mungkin akan melakukan banyak kesalahan akibat pilihan kita, tetapi, begitulah jalan yang telah Allah takdirkan untuk kita. Bukan masalah baik atau buruk konsekuensinya, tetapi bagaimana cara kita mengelola diri untuk ridho terhadap takdir-Nya dan menyadari bahwa dunia ini memang hanya singgahan saja.
Rasul kita sudah menyampaikan bahwa "setiap anak adam pasti berbuat kesalahan" tetapi cara menyikapi kesalahan itu adalah dengan mengembalikan hati dan diri kita pada Sang Pencipta, dengan taubat. Bukan menggampang-gampangkan dosa dengan dalih taubat, karena bukan taubat namanya. Kita nggak tahu apakah taubat kita diterima atau tidak. Semua kembali pada akhir perjalanan kita. Kematian.
Saat semua yang terlewati di dunia dibentangkan di hadapan kita dengan sejelas-jelasnya dan sebenar-benarnya. Saat itulah kita baru benar- benar bisa mengetahui,"dahulu saya mengambil langkah yang benar atau salah dalam menyikapi persoalan". Karena semua telah dengan detil kita pertanggungjawabkan di hadapan Hakim yang Maha Adil.

Allahul musta'an

#Reminder : Hanya Wasilah Saja~

#Yuk, mari sejenak kita muhasabah#

Untuk apa kita menulis?
Apakah karena cita-cita kita ingin menjadi penulis? Penulis terkenal? Untuk apa???

Kenapa kita harus berdakwah di media? Padahal tulisan-tulisan dakwah sudah banyak beredar di jejaring sosial, internet, dsb. Apakah hanya ingin eksis???

Untuk apa kita menjadi seorang penulis?

***

Saudariku, pernahkah engkau mempertanyakan " cita-cita" atau "tujuan" kita? Jika ya, maka semoga ini menjadi bagian tanasuh  (saling menasihati) saja. Untuk sekadar refresh niat kita bergelut dengan kecintaan yang satu ini.

Ada hal yang harus kita pahami bahwa antara tujuan dan washilah terdapat gap yang cukup berbahaya. Tentu dalam hal ini, tentang cara kita memandang "menulis".
Saat kita berkata, "cita-citaku ingin menjadi penulis" maka mungkin saja kita akan mudah terjatuh dalam bentuk ketidakikhlasan yang dikenal dengan "cinta popularitas".
Saudariku, menulis bukanlah tujuan! Ya, bukan sama sekali. Ia hanya washilah saja. Washilah untuk mendapat tujuan utama kita: keridhoan Allah ta'ala. Hanya agar tulisan itu bisa kita bawa menghadap Robb kita bahwa setidaknya kita telah berusaha. Berusaha mendakwahkan dien-Nya dengan potensi yang telah Allah ta'ala titipkan pada diri yang lemah ini. Tulisan kita hanyalah washilah untuk diri kita menggapai ridho-Nya, itu saja tanpa embel-embel.

Makanya, sedikit atau banyak yang membaca tulisanmu, tetaplah menulis. Sedikit atau banyak yang me-'like' tulisanmu, tetaplah menulis. Sebab, tolak ukur diridhoinya pekerjaanmu itu bukan itu semua, kan? Allah ta'ala melihat usahamu. Mau ada atau tidak yang tersentuh dengan tulisanmu, itu pun bukan masalah. Maka, *teruslah menulis*. Para ulama dahulu menjadikan menulis sebagai wasilah mereka menyebarkan kebaikan, bukan bertujuan menjadi seorang penulis terkenal.

Cukuplah perkataan Imam Malik rahimahullah menjadi penguat:
*_pekerjaan yang dilakukan karena Allah pasti akan kekal_*.

Walau sudah banyak media yang mendakwahkan hal yang sama, tetapi, nilai ruhiyah kitalah di sini yang dididik. Lagipula, kita memang sedang "perang" kan dengan media-media thaghut? Daripada saudara(i) kita terjebak dalam kekufuran/kejahilan/kemaksiatan, lebih baik mereka terjebak dalam kebaikan. Menghujani media dengan amar ma'ruf supaya orang-orang kembali memandang yang ma'ruf sebagai kebenaran. Tetapi, sekali lagi, semua dengan izin Allah. Karena keberadaan kita memang hanya ditujukan untuk-Nya. Dan tulisan kita hanyalah washilah saja. :)

#reminder #for_me
#bemuslimahkaffah

Kita Memang Butuh Cinta~

Kita 'tuh memang butuh cinta. Gimana nggak? Yang ciptain kita adalah Dzat Yang Maha Cinta. Kita butuh cinta, cinta yang dilandaskan kepada-Nya. Untuk-Nya dan karena-Nya.

#aseek #quotetoday

Butuh Sabar~

Dalam menetapi kebenaran, BUTUH SABAR. Titik.
Dan berpikir jernih.

#quotetoday

Tiap Keluarga~

Saya percaya bahwa tiap keluarga memiliki prinsip atau pandangan masing-masing tentang ke arah mana keluarga mereka akan mereka bawa sesuai dengan kemampuannya. Jujur saja, sejenak, kita akan merasa begitu mengagumi mereka yang dengan begitu hebatnya menunjukkan kepiawaian mereka dalam memenej keluarga (mengelola keluarga) sehingga terasa begitu menakjubkan dan ingin seperti mereka. Namun, semua butuh usaha dan prioritas utama. Yang paling penting adalah sesuai Al-Qur'an dan sunnah Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, selebihnya kita akan belajar pelan-pelan, Nak. Belajar bersama dan berjuang bersama untuk menjadi keluarga penghuni surga.

#formyfuturelitllelovedone

Saat Allah Menjadi Tujuan~

Saat Allah menjadi tujuan, maka butuh perjuangan menjalaninya tetapi tempat kembalinya jelas. Za, jadikan Allah dan keridhaan-Nya sebagai tujuan, maka engkau akan memiliki hujjah yang jelas kepada-Nya di Padang Mahsyar kelak. Segala keraguan adalah dari syaitan agar engkau menunda melakukan ibadah yang dicintai-Nya. Jangan mengeluh pada manusia, keluhkan pada-Nya dan mintalah agar Allah memberimu kekuatan. Jika Dia memberimu kekuatan, maka sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. Pikirkan apa yang Dia ridhai.
Ingatlah, setiap pilihan ada konsekuensinya!

#spirit #morningcoffee :p

We Will Always Learn~

We will always learn in every step of life. We will learn again and again especially when the problems come. Don't focus on the questions, focus on how to answer those questions. Rely upon Allah! May Allah guard us and bless us... :)

#quotetoday

Terkadang~

Terkadang sesuatu itu sudah baik, hanya saja, orangnya belum tepat. Bukan berarti sesuatu itu harus diubah karena memang di carut-marutnya dunia ini, kita tetap butuh sosok yang teguh dengan idealitas. Mungkin, mengelola orangnya itu yang perlu dikaji ulang. Sebab boleh jadi, orang itu tepat untuk hal yang lain. Ya, bagaimanapun, pengorbanan harus dilakukan walau sama-sama baik.

#curcol #lagi

Pelajaran dari Buku "Meniti Jalan Istiqomah"

Judul Buku: Meniti Jalan Istiqomah (Al-Istiqomah; Fadha'iluha wa Mu'awwiqatuha)
Karangan: Syekh Musnid Al-Qahthany
Penerbit: Pustaka Al-Bashirah

1. Makna Istiqomah
الاستقاملة: Huruf sin dan ta dalam kata ini menunjukkan penguatan dalam kelurusan dan ketidakmenyimpangan dari jalan tauhid. Dan di masa ini, istilah "iltizam" lebih masyhur digunakan untuk mengungkapkan makna istiqomah di atas Islam ini. Iltizam berarti konsisten terhadap sesuatu dan kontinyuitas di atasnya. Hanya saja, istilah istiqomah lebih tepat digunakan karena istilah ini yang digunakan Allah ta'ala di dalam kalam-Nya dan sunnah nabi-Nya.
Dari Sufyan bin Abdillah -radhiyallahu 'anhu-pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, ia berkata," Wahai Rasulullah, katakanlah padaku satu kalimat dalam Islam yang aku tidak pernah menanyakan tentangnya pada seorang pun selain engkau." Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"Katakanlah:' Aku beriman kepada Allah', lalu istiqomahlah (di atas itu)." (HR Muslim dalam shahihnya)
Selain itu, Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"istiqomahlah kalian dan duhai betapa bagusnya jika kalian istiqomah." (HR Ibnu Majah, Shahih al-Jami' no. 953)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin, "Maka istiqomah itu adalah sebuah kata yang mencakup seluruh bagian agama. Ia adalah berdiri memenuhi janji dihadapan Allah dengan sebenar-benarnya. Dan ia berkaitan dengan perkataan, perbuatan, perilaku, dan niat."
Syeikh Abdurrahman As-sa'diy rahimahullah mengatakan," Istiqomah adalah melazimi ketaatan pada Allah dan ketaatan pada Rasul-Nya secara berkelanjutan"
Sayangnya, realita yang terjadi, saat kita melihat seorang yang istiqomah menjalankan agamanya, seakan-akan ia hanya sedang menjalankan sesuatu yang sifatnya sunnat, sekunder, dan tambahan! Lalu kita melihat orang yang lalai, melampaui batas, meninggalkan aturan agama, dan terjatuh dalam perkara-perkara haram, mungkar, dan maskiat; lalu kita katakan bahwa seperti inilah memang manusia yang normal!!! Tidak demi Allah! Yang seperti ini bukanlah manusia normal, ini adalah manusia yang lalai, melampaui batas, dan meninggalkan perintah serta mengabaikan larangan Allah.
****
Maka istiqomah itu adalah agama Allah ta'ala itu sendiri. Karena itu, barangsiapa yang tidak istiqomah dan komitmen dengan agama Allah ta'ala maka sesungguhnya ia telah berubah dan menyimpang dari jalan yang seharusnya dan ia tidak disebut sebagai manusia yang normal.
****
Allah 'azza wa jalla telah memerintahkan Nabi-Nya untuk istiqomah. Dan perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam dan juga kepada ummatnya sebagaimana yang telah dimaklumi. Allah berfirman:

“Maka istiqomahlah sebagaimana engkau (Muhammad) diperintahkan beserta orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kalian perbuat” (Q.S Hud: 112)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata tentang ayat ini: "Tidak pernah ada ayat yang turun kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam yang lebih berat daripada ayat ini. Itulah sebabnya beliau mengatakan:"Aku telah dibuat beruban oleh surah hud dan saudara-saudaranya" (Tafsir Al-Baghawy, tafsir Al-Qurthuby dan shahih al-jami' no. 3720)

Catatan Penting
1. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah lahir dan bathin
2. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah bersama Allah ta'ala dan keistiqomahan bersama makhluk
3. Istiqomah adalah berusaha keras menepati dan mendekati jalan kebenaran

---bersambung---

Lakukan Yang Terbaik!~

Saat melakukan sesuatu, push yourself untuk melakukannya pada tahapan maksimum yang bisa kau lakukan. Tunjukkan pada-Nya potensi yang telah Dia berikan pada-Mu telah engkau gunakan. Batu permata menjadi sedemikian indahnya setelah ditempa dengan tempaan yang keras, Jus yang begitu enak menjadi begitu enaknya karena diperas. Saat ibadah, berikan ibadah terbaikmu pada-Nya!

#terinspirasidari #noumanalikhan

Allah Tahu~

"Jika kamu menyatakan sesuatu atau menyembunyikannya maka sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu" (terjemah Q.S Al-Ahzab: 54)
Allah tidak suka jika Allah telah menutup aib seorang hamba lantas ia dengan bangga memamerkan kemaksiatannya di hadapan manusia. Tetapi, engkau harus tahu bahwa Allah Maha Melihat, melihatmu melakukan kemaksiatan, berbalut dosa, walau engkau bersendiri. Hanya saja, Dia menyembunyikannya dari manusia agar engkau  bertaubat darinya, bukan dengan bangga memamerkannya. Bukan hanya maksiat fisik, termasuk maksiat hatimu. Prasangka, amarah, iri hati, ketidakikhlasan, ketidakridhoan, cinta yang engkau duakan terhadap-Nya, dan segala macam bisikan setan lain dalam hatimu.
Namun, hal serupa juga berlaku untuk amal baik yang engkau tujukan semata untuk-Nya. Saat tak ada seorang manusia pun yang memujimu maka sesungguhnya Dia Maha Teliti atas apa yang engkau usahakan untuk-Nya. Saat segala jerih payah hanya dibayar seutas senyuman sinis, saat itulah kejujuran dan keikhlasanmu diuji oleh-Nya. Sebab engkau pun harus paham bahwa semua cinta meminta bukti. Maka Dia pun akan mengujimu untuk melihat bentuk cintamu pada-Nya. Tetapi, kabar baiknya, Dia tak pernah memberi beban yang tak sanggup engkau pikul. Dan juga, ini akan menjadi rahasia manis yang akan engkau cengkramakan dengan-Nya di saat seluruh manusia mencari-cari rahasia manis bersama-Nya, di yaumul hisab. Dan juga, mudah-mudahan dengan amal baik rahasia itulah, Allah akan menghapus amalan buruk rahasiamu.

Begitulah.
Wallohu a'lam.

Tulip~

Aku selalu menjadikan tulip sebagai ikonku. Di instagram, line, facebook, wallpaper hp, storial. Ya, mungkin karena terobsesi dengan tulip. Tapi, sebenarnya, itu karena tulip adalah bunga yang sering dijadikan sebagai hadiah. Itu saja.

#storytoday #chitchattoday #chitchat

Kita Memang Butuh Waktu Merenung~

Kadang, rutinitas berjalan cepat dengan alur yang itu-itu saja. Sejenak, membuat kita tumpul dengan masalah-masalah lain, juga, seakan tumpul dengan masalah yang sedang kita hadapi. Lalu tiba-tiba kita merasa bosan dengan kerjaan yang rasanya itu-itu saja, lalu, kita merasa pusing saat diberikan sebuah tantangan baru yang harus kembali menguras otak.
Ya, kita selalu butuh waktu untuk merenung. Bukan hanya sekadar menghitung-hitung amalan yang telah kita lakukan, bukan hanya memikirkan apa yang akan kita lakukan esok. Kita butuh merenung untuk mengasah kembali ketajaman pikiran kita. Kita butuh merenung untuk kembali mengatur nafas dan langkah untuk menghadapi hari esok dengan bukan hanya "seadanya". Kita butuh merenung untuk me-refresh kembali segala aktivitas kita juga untuk menyadari bahwa selalu ada musuh yang bersembunyi.

#quotetoday #storytoday #dagdigdug #Allahulmustaan

Biarkan ia Mengalir~

Biarkan ia mengalir bagai air untuk menghidupi tanah-tanah kekeringan
Biarkan ia mengalir bagai air yang menyegarkan daun-daun kelaparan
Biarkan ia mengalir bagai waktu yang tak mau menunggu
Biarkan ia mengalir bagai waktu yang butuh untuk dijaga selalu
Biarlah mengalir jika memang waktunya telah tepat pada orang yang tepat
Biarlah mengalir hingga Allah yang menghentikan lajunya
Semoga perhentiannya adalah tatkala berada di jannah-Nya.

#cie #quotetoday #semogadimudahkanya ^^~
Alhamdulillah dalam waktu dekat ada adik ngaji yang mau membangun rumah tangga yang baru. Semoga yang 'lain' cepat nyusul ya~

Kita itu Berdua~

*For them who will have held marriage*

Kita itu ber"dua".
Dua hati, dua masa kanak-kanak, dua latar belakang, dua pasang orangtua, dua sudut pandang, dua kebiasaan.
Saat Allah memper'satu'kan kita, mungkin ya karena ada persamaan pada diri kita, tetapi juga karena Dia menghendaki menyatukan dua perbedaan itu dalam bingkai "saling melengkapi".
Semua manusia tak sempurna, mereka punyai kelebihan juga kekurangan. Kekuranganku 'kan engkau tutupi dengan kelebihanmu dan kekuranganmu mudah-mudahan akan tertutupi dengan kelebihan yang mungkin ada padaku dengan izin Allah. Bagaimanapun, dua hal berbeda, untuk menyatukannya tentu akan memakan waktu. Tetapi semoga satu hal kesamaan yang kita punya, yaitu saling bersua untuk-Nya, untuk meraih ridha-Nya, bisa melapangkan dada kita untuk menyatukan hal lain yang berbeda.
Sebab, Allah-lah yang menyatukan hati kita.

#stepclosertothem #untukyangmaunikah #quotetoday #todaynotes

Kita Masih Asing~

Sebelum janji sah itu terucap, truthfully, kita masih asing. :)

#quotetoday

Entah Mengapa Saya Merasa Lucu~

Entah mengapa saya merasa lucu dengan kehidupan ini. Bahkan dalam setiap kepahitan selalu saja terselip manis. Dan entah mengapa sedikit saja tingkah bisa meluluhkan rasa? Ehm~, ya, mungkin harus kuakui bahwa banyak dari dunia ini yang berada di luar nalar kita. Sesekali, kita bisa mencoba menatap langit di bawah pohon Asam jawa (Tamarindus indica) saat daunnya mulai menguning dan gugur, memenuhi ruang pandang kita dengan adegan seperti hanami kemudian menarik napas dalam lalu tersenyum terhadap aneka ke'konyol'an yang ternyata terjadi dalam hidup kita.

#storytoday #lol

Suka dengan quote ini~

Suka banget dengan quote ini~
Sekuat-kuatnya akal lelaki, perasaannya adalah kelemahannya. Dan selemah-lemahnya akal seorang wanita, perasaannya adalah kekuatannya.

Kuakui akal wanita memang sangat lemah. Walau ada juga wanita-wanita seperti 'Aisyah radhiyallahu 'anhaa atau seperti Marie Curie. Tapi mostly, wanita itu akalnya lemah. Makanya produk-produk iklan itu biasanya digandrungi ibu-ibu, soalnya mereka mudah banget terpengaruh. Dan itu juga sebabnya dementalisasi (istilah apa ini?!) itu juga ditargetkan pada wanita, karena sekali lagi, mereka mudah terpengaruh hal-hal yang "cantik".
Tapi, perasaannyalah memang yang menguatkannya. Perasaan hingga ia mampu menahan sakit luar biasa melahirkan dan membesarkan anak-anaknya. Perasaan yang ia jaga ketika cemoohan atau kritik keluarga ia rasakan lalu ia menangis di atas sajadah saja. Perasaannyalah kekuatannya. Perasaan yang sekali lagi ingin dirusak oleh orang-orang rusak. Karena mereka tahu, kekuatan wanitalah yang membangun sebuah negara dari balik layar.

#storytoday #curcoltoday #momsday #loveyoumom #thanksgivingformom #happylifemom #allthebestforyoumom

Ibu~

Sangat tidak mungkin bagi seorang ibu untuk tidak memaafkan anaknya. Sebesar apapun kesalahannya. Walau pedih, ia akan tetap mengasihi. Itu ibu.

#quotetoday

Ehm... Pahit sih~

Menanti itu, sejujurnya, pahit sih. Tapi, jika itu demi bersama denganmu, segenap kemampuanku aku akan menelan kepahitan itu. :')

#quotetoday #gombal #inilagi #lovequote

Cinta itu~

Cinta itu seperti air, kamu nggak bisa memegangnya tetapi bisa merasakannya. Seperti air yang menyejukkan. Seperti air yang memberi kehidupan pada semesta yang kekeringan. Seperti air yang membuatmu nyaman. Juga seperti air yang seharusnya membersihkan.

#lagilagiini #lovequote #quotetoday #quote

Rasanya~

Rasanya aku ingin melompat ruang waktu. Atau berenang saja dalam samudera ilmu.

Intinya, aku hanya ingin teralihkan dulu...

#quote #justquote #quotetoday

Perjalanan ini Akan Panjang~

Jika ingin dibuatkan episode, hidup kita memang memiliki episode di tiap fase hidup masing-masing. Jumlahnya bisa bervariasi, tetapi, akhir episodenya hanya ketika kita telah melangkahkan kaki entah ke neraka atau ke surga. Artinya, perjalanan ini akan sangat panjang.

#quote #justquote #quoteoftheday #quotetoday

Antah Berantah~

Entah muncul darimana, tapi, dia yang datang dari antah berantah nampaknya lebih ber'kesan'. Welcome, Marhaban. Sampai menuju hutan belantara berikutnya, semua jejak-jejak langkah diukir pula dengan do'a.

Alhamdulillah 'alaa kulli haal

#quotetoday #quote #justquote #alhamdulillah

Kisah Buah Keikhlasan- Muhyiddin (2)

Artikel sebelumnya bisa dilihat di http://proudtobeamoslem-zahra.blogspot.co.id/2015/10/kisah-buah-keikhlasan-muhyiddin.html

F. Syaikh-syaikh
Guru Imam An-Nawawi -rahimahullah- dalam bidang fiqih dan ushul fiqih adalah Ishaq bin Ahmad bin 'Utsman Al-Maghribi atau Al-Maqdisi (wafat tahun 650 H), Sallar bin Al-Hasan Al-Irbali atau Al-Halabi atau Ad-Dimasyqi (wafat tahun 670 H), 'Umar bin Bandar bin Umar at-Taflisi Asy-Syafi'i (wafat tahun 672 H), dan 'Abdurrahman bin Ibrahim bin Dhiya' Al-Fazari atau lebih dikenal dengan sebutan Al-Farkab.
Guru Imam An-Nawawi -rahimahullah- dalam bidang hadits adalah 'Abdurrahman bin Salim bin Yahya Al-anbari (wafat tahun 661 H), 'Abdul 'Aziz bin Muhammad bin 'Abdul Muhsin Al-Anshari (wafat tahun 662 H), Khalid bin Yusuf AN-Nablusi (wafat tahun 663 H), Ibrahim bin 'Isa Al-Muradi (wafat tahun 668 H), Isma'il bin Abi Ishaq at-Tanukhi (wafat tahun 672 H), dan 'Abdurrahman bin Abi 'Umar Al-Maqdisi (wafat tahun 682 H).
Guru Imam An-Nawawi -rahimahullah- dalam bidang nahwu dan lughah (bahasa) adalah Syaikh Ahmad bin Salim Al-Mishri (wafat tahun 664 H). Selain itu, beliau juga pernah belajar kepada al-'izz Al-Maliki -rahimahullah-.
G. Akhlak dan Sifat
Para ulama yang menulis biografi Imam An-Nawawi -rahimahullah- sepakat bahwa ia adalah ulama sekaligus imam dalam kezuhudan, teladan dalam ketaatan, figur dalam menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, serta panutan dalam menasihati penguasa.

Gagal~

Sebenarnya titik kegagalan adalah ketika kita mati dalam keadaan menyerah atas ketidakmampuan kita.

#quote #mequote #justquote #quoteoftheday

Bahagia~

Jujur saja, kadang aku berpikir bahwa wajar saja kita mencari kebahagiaan dan sangat berhak kita untuk bahagia. Tapi, aku selalu meyakini bahwa dunia ini bukan tempatku untuk bahagia. Bahkan aku sangat takut untuk berbahagia jika bahagia itu akan mengantarku pada 'istidraj'. Nantilah, ya, Allah... Biarkan aku bahagia di surga-Mu. Bahagia yang hakiki tanpa ada akhir. Biarkan aku berjumpa dengan-Mu bersama keluargaku. :')

#quote #justquote

Gertakan~

Apakah aku sedang menggertak?
Ya, nyatanya, aku sedang menggertak diriku sendiri!

#quote #justquote #fighting!

Jangan Lari~!

Kau merasa sedang galau? Jangan lari!
Kau merasa sedang kacau? Jangan lari!
Kau merasa sedih dan bingung? Jangan lari!
Hadapi, dan kembali pada Penciptamu!
Jangan lari! Jangan lari! Jangan lari!
Tak pernah ada kebaikan saat kau berlari dari masalah, faktanya, hanya akan menambah masalah baru.
HADAPI!

#quote #justquote #cieeyangpunyakatamutiara :D

Cita-cita~

Hey, kau boleh memiliki cita-cita apa saja!
Tapi...
Harus ada aku, ya, di dalamnya!

#Quote #justquote #gombal

Nb: beberapa waktu ini mungkin akan Anda nikmati edisi #alay
^^~ kalau #gombal, untuk kekasih halal aja yaa

Rainy~

My heart 1: Today's weather is warm, you know! Why don't you take a walk?
My heart 2: Really? To my view, it's still rainy outside.
My heart 1: Let you see from my side :)

#quote #justquote #gombal

Pahit~

Jika saja boleh kukatakan, maka aku akan mengatakan bahwa semua orang yang hidup, hidup dari kegelapan. Ya, 'kita' semua pernah merasakan kepahitan. Pahit yang seakan-akan menelan kita. Kita pernah ke sana, sedang, atau mungkin saja akan ke sana. Sekali-dua kali, berkali-kali, entahlah. Tapi, itu realitanya.

#quote #justquote

Pekerjaan Berat Seorang Pendidik

Bismillah. Ashshalaatu was salaamu 'alaa Rasulillah. Amma ba'du.

Pendidik bukan sebuah pekerjaan ringan, apalagi jika anak didik adalah mereka yang sedang berada di masa-masa emas penanaman didikan. Usia pra-sekolah menjadi salah satu usia emas untuk penerapan beberapa prinsip hidup, dan ini menjadi sebuah tantangan. Yang menjadi perhatian besar saya adalah bahwa seorang pendidik (guru, ustadzah, dsb) bukan hanya sebagai media penyalur ilmu saja, tetapi memiliki tanggungjawab yang besar. Bagi saya, saat orang tua menitipkan anak-anaknya pada saya untuk diajarkan pelajaran-pelajaran sekolah yang sudah menjadi kesepakatan maka seketika hati saya menjadi bergetar, perasaan saya tidak enak dan selalu timbul kecemasan. Pertanyaan utama yang sering menggelayut dan menghantui saya adalah,
"Bisakah saya mendidik anak mereka sebagaimana yang dicintai oleh Allah ta'ala?" atau "Bisakah saya mendidik mereka sesuai yang orangtua mereka inginkan?"
Anak-anak adalah titipan yang Maha Kuasa untuk kita arahkan menuju hal-hal yang Dia cintai dan ridhai, menjadi manusia yang berkualitas dan intelektual dari sisi yang lebih menyeluruh (holistik). Dan di sinilah tanggung jawab yang besar itu terjadi. Ketika orang tua telah dengan berani menitipkan anaknya kepada para pendidik maka seketika itu pula beribu pekerjaan sedang menanti pendidik. Karena pendidik tak hanya sekedar mentransfer ilmu tetapi menanamkan berbagai nilai yang nantinya akan menjadi karakter anak didiknya.
Ada sebuah statement yang saya lupa sumbernya darimana, pernyataannya tak lebih seperti ini:
"Anak-anak tak pernah baik mendengarkan perkataan kita, tapi mereka tak pernah salah dalam mencontoh perbuatan kita"
Maka ini berarti bahwa persiapan mental dan fisik harus benar-benar (sungguh-sungguh) dipersiapkan oleh seorang pendidik jika memang ingin menghasilkan anak didik yang berkualitas. Saya pernah membaca kalau tidak salah, "seorang murid akan ditentukan dari gurunya". Terlebih lagi jika durasi belajar atau interaksi di sekolah lebih banyak daripada di rumah, maka sekolah sebagai rumah kedua harus menyediakan hal-hal yang lebih komprehensif, salah satunya adalah pendidik yang juga mampu berperan sebagai seorang ibu.
Jujur saja, saya belum merasakan bagaimana nikmatnya menjadi seorang istri dan ibu, tetapi melalui pekerjaan ini saya belajar bahwa pekerjaan yang menanti saya bukanlah sebuah pekerjaan biasa, melainkan sebuah pekerjaan yang sangat luar biasa. Karena dari rahim dan tangannyalah akan lahir generasi yang menentukan masa depan bangsa. Dan semua sisi akan turut berperan, salah satunya adalah memilih guru dan pendidik untuk anak-anak kita.

Allahul musta'an.
Ya, Allah mudahkan jalanku menghasilkan generasi gemilang. :')

Antara Seorang Pengurus Dakwah dan Mereka yang Bukan

sumber: Google.com
Bismillah.

Tulisan singkat ini sebenarnya kutujukan untuk diriku, yang telah mengalami beberapa fase naik turun keimanan dan melihat dari 2 kacamata berbeda. Mungkin saja, di antara Anda, ada yang melihat hal yang sama denganku; ada yang terjawab dan tak terjawab lalu memilih mindset sendiri. Yah, itu hak setiap orang, sih. Tetapi di sini, aku ingin menawarkan pandangan yang boleh jadi benar, boleh jadi sedikit benar.

Untukmu yang sedang sibuk dalam perjuangan, yang disebut pengurus dakwah atau aktivis. Sempat beberapa kali terdengar olehku dari lisan beberapa aktivis yang ketika sibuk-sibuknya dengan kerjanya lalu melihat kepada mereka yang 'seakan' tak sibuk dengan kerja dakwah lalu mengatakan hal yang seakan meremehkan mereka yang tak turut berkecimpung di dunia itu.

Saudariku, ketahuilah bahwa engkau tak tahu apa yang mereka alami dan ibadah-ibadah mereka kepada Robb mereka. Ingatlah firman Allah 'azza wa jalla,"
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. 'Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu'. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Yang paling mulia ialah yang paling bertakwa dan kita tak tahu derajat ketakwaan manusia. Tapi 1 hal yang kutahu,
"kita takkan pernah lebih baik dari orang yang kita anggap remeh".
Sebab ketika hal itu terjadi, benih beracun setan yang bernama 'kesombongan' telah menyusup ke dalam hati kita. Maka, berhati-hatilah saudariku.

Untukmu yang bukan aktivis atau tak secara langsung terlibat dalam kegiatan-kegiatan dakwah yang besar. Ketahuilah bahwa para aktivis, mereka yang secara istiqomah terlibat dalam kegiatan dakwah yang besar adalah mereka "yang paling banyak berkorban"! Ya, mereka berkorban dari sisi harta, usaha, waktu, jiwa, dan segala sisi yang ada pada mereka. Walau begitu banyak kritik, begitu banyak dilema, begitu banyak kesusahan akibat pengorbanan mereka, mereka TETAP seperti itu karena mereka tahu, "untuk mendapatkan surga, memang membutuhkan perjuangan hebat". Dan bukankah begitu yang kita ketahui dan pelajari dari sirah-sirah Rasulullah, para sahabat, tabi'in dan para ulama?

 Bahkan Allah 'azza wa jalla mengabadikan perasaan akibat pengorbanan mereka,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” (QS. Al Baqarah : 214)

Dan kita sudah sama-sama memahami bahwa di dalam Al-Qur'an, Allah berkali-kali menyebutkan ayat tentang berjihad dengan harta dan jiwa kita untuk jalan Allah. Memang benar bahwa mereka yang tak secara langsung berkecimpung dalam dakwah ini pun melakukan pengorbanan dan perjuangan, mereka yang bukan aktivis pun melakukan ibadah-ibadah yang hanya Allah 'azza wa jalla saja yang tahu, tetapi Saudariku, jangan sekali-kali engkau meremehkan mereka yang berjuang sebagai aktivis. Dan juga, jangan pernah berpikir bahwa pekerjaan sebagai aktivis itu berada dalam daftar hitammu. Sebab bagaimanapun, seharusnya kita adalah aktivis yang aktif bergerak untuk agama ini. Bagaimanapun kita adalah pejuang yang ingin memuliakan negeri ini dengan Islam yang haq. Bagaimanapun, kita adalah jundullah!

Jika dalam satu sisi kita tak mampu seperti mereka, setidaknya, kita bergenggam tangan saling membantu (ta'awun) agar apa yang mereka butuhkan bisa kita penuhi. Dari anak-anak mereka kah yang kita ajarkan dengan baik, dari harta-harta kita kah untuk meringankan beban mereka, dari nasehat-nasehat kita kah untuk meringankan beban jiwa mereka, atau dari sisi mana saja yang kita mampu untuk membantu mereka.
Karena hakikatnya kita adalah saudara, dan kita satu tubuh.

Allahul musta'an.

Saat Kita Terus Belajar...



Sukses  
 Saat kita tak berhenti belajar, maka Allah akan tunjukkan jalan-Nya
Mungkin lama... lama sekali baru Allah berikan jawaban atas ribuan tanya yang kita pendam
Mungkin berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun... barulah kita mendapatkan alasan atas sejentik peristiwa yang menyapa kehidupan kita
Semua itu, hanya ketika kita selalu dan selalu belajar
Juga yang terpenting, percaya bahwa Allah yang menciptakan kita dengan sempurna, yang paling tahu keadaan diri kita, pasti memiliki hikmah di balik sebuah kejadian

:)
Selalu husnuzhan!

Pages