Boleh Jadi, ini Ramadhan terakhir kita...

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, sungguh segala puji hanya milik-Nya, Pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, yang menghidupkan dan mematikan, melapangkan dan menyempitkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki. Dengan izin-Nyalah daun-daun berguguran, hujan tercurah, serta manusia dan hewan berkembang biak. Tiada ilah yang berhak disembah selain Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi akhir zaman, Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Ramadhan, semerbak kehangatan dan ketenangan dalam jiwa kala memasukinya. Bulan yang mulia nan penuh berkah. Baru rasanya beberapa saat lalu kita masih memimpikan dan mengharapkan berjumpa dengannya, kini kita tengah berada di dalamnya. Bulan yang di dalamnya pintu-pintu surga dibuka dan tak ada satupun yang ditutup, menandakan besarnya kesempatan kita memasukinya dengan memperbanyak ketaatan-ketaatan; pintu-pintu neraka ditutup dan tiada satupun dibuka menandakan pula besarnya kesempatan kita terhindar darinya dengan menutup pintu-pintu kemaksiatan di bulan ini.
Sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)”(HR Ahmad (2/385), an-Nasa’i (no. 2106) dan lain-lain, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Tamaamul minnah” (hal. 395), karena dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain)

Ya, ada yang berbeda dengan Ramadhan ini...

Jadi bingung mulai dari mana.

Baiklah, karena aku orangnya to the point mungkin langsung aja kali ya...
Sejujurnya, kesyukuran yang sangat besar harusnya kita panjatkan kepada Allah ta'ala. Mengapa? Hey! Hari ini Allah masih memberi kita kesehatan dan kehidupan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Bagaimana tidak? Di bulan ini, pahala-pahala kita dilipatgandakan dan kesempatan menghapuskan kesalahan-kesalahan kita sangat besar! Coba deh, kalau kita ke mall lantas ada diskon 90% tanpa embel-embel bla bla bla, siapa coba yang nggak mau?! Fitrahnya kita pasti menyukai kemudahan dan hadiah alias bonus-bonus. Nah, tatkala Allah ta'ala memasukkan kita ke bulan ini, BONUS bertebaran dimana-mana dari Allah ta'ala untuk kita. Maka, sepatutnyalah kita bersyukur sebab Allah masih mengizinkan kita berjumpa dengan bulan mulia ini.
So pastilah kita ketemu bulan ini...(?) Ada di antara kita yang berpikir seperti ini? Wets, wets, wets, mas bro mba sis, siapa bilang?! Baru-baru belakangan ini Allah ta'ala memberiku pelajaran berharga tentang harga sebuah kehidupan. Sebelum memasuki bulan Ramadhan ini, beberapa teman kehilangan salah satu orang tuanya, dan dipanggilnya mereka ke hadapan sang Pencipta seakan tanpa tanda. Di antaranya ada yang terkena serangan jantung mendadak, di antaranya ada yang kecelakaan. Bukan cuman itu, Ramadhan kali ini pun banyak terdengar kabar kematian terutama dari orang-orang yang kukenal. Nah, kawan, jika kita kembali mengingat, memang 'kan ada orang-orang yang kita kenal kini tidak lagi menyambut Ramadhan bersama kita. Di antara mereka pun ada anak-anak dan remaja. Maka, seharusnya kita menyambut bulan ini memang dengan penuh harap akan dipertemukan karena ajal kita tak ada yang tahu. Lalu kini, saat kita memang telah dipertemukan maka nasihatku, MANFAATKAN ia dengan baik, sebaik-baiknya amalan kita. Seperti dipertemukan dengan jodoh kita setelah sekian lama menunggu. Nah, ada nggak di antara kita yang H2C (Harap-harap cemas tentang itu?). Ketika telah dipertemukan, maka pasti kita akan berusaha semaksimal mungkin menjadi istri yang shalihah dan berbakti (penantiannya lama,'kan?!). Atau permisalan lain yang mungkin lebih dapat kawan pikirkan secara lebih dalam.

Ya, alhamdulillah. Allah masih memberiku nikmat-nikmat yang besar. Dan kenikmatan ini memang sungguh besar terasa karena nikmat itu pernah hilang dariku, terkhusus nikmat kesehatan. Kini, jikapun Allah mengambil nikmat kesehatan itu, aku berharap Allah masih memberiku nikmat kekuatan untuk beribadah pada-NYa. Karena hakikat kesehatan itu 'kan adalah bagaimana kita memanfaatkannya untuk ketaatan?

Di akhir ini, ini kutitipkan pada hatiku pribadi. Boleh jadi ini Ramadhan terakhir kita! Makanya, beberapa hari yang masih ada, penuhi ia dengan semarak ibadah dan mulazamah dengan Al-Qur'an. Penuhi ia dengan perbaikan-perbaikan kualitas qiyam dan shiyam kita. Bertakwalah kepada Allah... Karena Allah beserta orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan (QS 16:128), Beriman dan bertawakallah kepada Allah, sebab dengannya Allah akan menjauhkan kita dari pengaruh setan.
"Sungguh setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhan"(QS An-Nahl :99)

0 komentar:

Posting Komentar

Pages