Meranyah~

Lumat-lumat kata kutelan
Dalam hambar rasa yang tersisa
Tak butuhlah semua orang menganga
Atas segelintir kisah yang faedahnya hanya untuk kita

Ya, butuh cakap-cakap mata memandang
Butuh cakap-cakap telinga mendengar
Kala merintih cukup berbisik sayup
Kala merintik tangis dalam senyum

Butuh waktu memang kiranya
Menegak jiwa di tengah zaman
Butuh sabar memang kiranya
Menopang tubuh dengan amanat Tuhan

#puisi #puisimalam #catatan

Fatamorgana~

Mungkin karena dunia hanya fatamorgana, seakan ada tapi hakikinya tiada. Ya, mungkin karena ia hanya sekadar fatamorgana... Tapi, mengapa sakitnya sangat terasa? Dan mengapa pula bahagianya seakan menggigit luka? Ataukah karena mataku telah buta sejak ribuan tahun lalu? Ataukah karena lidahku telah kelu bersama butanya mataku? Rembulan kini tak lagi bersinar di mataku, ia hanya bersinar di hatiku. Menemani dan menerangi gelap dan sepinya hati.

#segelintirpuisi #rasa #puisipagi #olahkata

Alasan Lupa~

Mungkin alasan utama kenapa kenangan itu terlupakan adalah karena keinginan kita untuk melupakannya.

#quotetoday

#Perempuan~

Kamu wanita? Perempuan? Pernah ngerasa aneh nggak sih? Semisal:: kadang ngerasain sesuatu tapi nggak tahu apa dan kenapa. Seperti kata orang-orang, "jangan tanya apa yang wanita inginkan karena dia juga nggak tahu". Di awal-awal aku sih cuman manggut-manggut saja soalnya pernah (sering sih kayaknya) merasakan hal seperti itu. Tapi ternyata baru-baru kuketahui dan kusadari bahwa itu juga bagian karakter perempuan. Kalau "merasa" nggak enak terhadap sesuatu langsung tampak pada sikap dan semacamnya walaupun nggak jelas karena apa?! *sigh* dasar wanita...
Mau gimana? Memang wanita itu tulang rusuk yang bengkok kan? Se'lurus' apapun kita melihat wanita, dia tetap bengkok.. Besides, nobody's perfect kan? Lucunya, banyak yang nggak mau ngaku. Hmh, lagi-lagi...
Ya, banyak wanita yang "seakan" ingin mendominasi dunia (maaf kata-katanya #lebay). Memang sih kita tetap nggak bisa memungkiri peran wanita yang mendidik anak (tentu ini memang peran utama wanita di dunia, yang sekarang banyak terabaikan oleh gelar 'wanita karir') dan sebagian wanita yang mampu memberi pengaruh di dunia (tapi, persentasenya memang kecil dibandingkan laki-laki), hanya saja, wanita tetap punya bagian dari dirinya yang bengkok. Tetapi kebengkokan itu akan terarah dengan agama. Karena bengkoknya wanita dekat dengan hati sedangkan agama itu menyentuh dan menenangkan hati. Jadi, ya, wanita juga butuh paham, kalau ia sangat butuh kepada agama bahkan SANGAT butuh untuk menjaga kebengkokannya tidak merusak dan dirusak.
Yah... Namanya juga perempuan :)

Yang Penting Berkah~

Nggak usah peduli pandangan orang, kalau menurut Allah baik ya baik. Yang penting berkah dari Allah itu lho... Manusia nggak bisa ngasih 'kan? Ngasih berkah.

#think #todaysquote #curcoljadinya

Muharram: Antara Mitos, Legenda dan Syari’at



Bismillah.
Bagaimana kabar sekalian muslimah kece? Mudah-mudahan selalu berada dalam naungan petunjuk Allah ta’ala dan terus bersemangat dalam ketaatan ya! Nah, muslimah, sekarang sudah tanggal berapa Muharram sih? Wah… udah lewat setengah bulan berjalan lho ya! Nggak terasa. Tapi, jangan sampai, setengah bulan Muharram yang sedang kita lalui hari ini menjadi hilang ‘rasa’nya ya! Bulan Muharram di dalam sebuah hadits disebut sebagai bulan Allah, muslimah udah tahu belum? Nah, admin mau berbagi tentang beberapa mitos, legenda serta bagaimana syari’at Islam memandang bulan Muharram ini. Tentunya, mudah-mudahan muslimah semakin gencar beribadah di sisa-sisa bulan mulia ini dan tidak terprovokasi oleh keyakinan-keyakinan yang ternyata nggak ada landasannya!

Benar atau Salah?~

For Me::
Kita hanya mampu berusaha, merencanakan apa yang terbaik. Tapi, semua kembali pada keridhoan Allah dan izin-Nya.
Kita nggak tahu apa yang ada di depan kita atau apakah sebuah pilihan baik untuk kita. Kita hanya mampu menentukan dari hasil istikharah saja lalu mengembalikan semua urusan kepada Allah yang Maha Mengatur.
Kita mungkin akan melakukan banyak kesalahan akibat pilihan kita, tetapi, begitulah jalan yang telah Allah takdirkan untuk kita. Bukan masalah baik atau buruk konsekuensinya, tetapi bagaimana cara kita mengelola diri untuk ridho terhadap takdir-Nya dan menyadari bahwa dunia ini memang hanya singgahan saja.
Rasul kita sudah menyampaikan bahwa "setiap anak adam pasti berbuat kesalahan" tetapi cara menyikapi kesalahan itu adalah dengan mengembalikan hati dan diri kita pada Sang Pencipta, dengan taubat. Bukan menggampang-gampangkan dosa dengan dalih taubat, karena bukan taubat namanya. Kita nggak tahu apakah taubat kita diterima atau tidak. Semua kembali pada akhir perjalanan kita. Kematian.
Saat semua yang terlewati di dunia dibentangkan di hadapan kita dengan sejelas-jelasnya dan sebenar-benarnya. Saat itulah kita baru benar- benar bisa mengetahui,"dahulu saya mengambil langkah yang benar atau salah dalam menyikapi persoalan". Karena semua telah dengan detil kita pertanggungjawabkan di hadapan Hakim yang Maha Adil.

Allahul musta'an

#Reminder : Hanya Wasilah Saja~

#Yuk, mari sejenak kita muhasabah#

Untuk apa kita menulis?
Apakah karena cita-cita kita ingin menjadi penulis? Penulis terkenal? Untuk apa???

Kenapa kita harus berdakwah di media? Padahal tulisan-tulisan dakwah sudah banyak beredar di jejaring sosial, internet, dsb. Apakah hanya ingin eksis???

Untuk apa kita menjadi seorang penulis?

***

Saudariku, pernahkah engkau mempertanyakan " cita-cita" atau "tujuan" kita? Jika ya, maka semoga ini menjadi bagian tanasuh  (saling menasihati) saja. Untuk sekadar refresh niat kita bergelut dengan kecintaan yang satu ini.

Ada hal yang harus kita pahami bahwa antara tujuan dan washilah terdapat gap yang cukup berbahaya. Tentu dalam hal ini, tentang cara kita memandang "menulis".
Saat kita berkata, "cita-citaku ingin menjadi penulis" maka mungkin saja kita akan mudah terjatuh dalam bentuk ketidakikhlasan yang dikenal dengan "cinta popularitas".
Saudariku, menulis bukanlah tujuan! Ya, bukan sama sekali. Ia hanya washilah saja. Washilah untuk mendapat tujuan utama kita: keridhoan Allah ta'ala. Hanya agar tulisan itu bisa kita bawa menghadap Robb kita bahwa setidaknya kita telah berusaha. Berusaha mendakwahkan dien-Nya dengan potensi yang telah Allah ta'ala titipkan pada diri yang lemah ini. Tulisan kita hanyalah washilah untuk diri kita menggapai ridho-Nya, itu saja tanpa embel-embel.

Makanya, sedikit atau banyak yang membaca tulisanmu, tetaplah menulis. Sedikit atau banyak yang me-'like' tulisanmu, tetaplah menulis. Sebab, tolak ukur diridhoinya pekerjaanmu itu bukan itu semua, kan? Allah ta'ala melihat usahamu. Mau ada atau tidak yang tersentuh dengan tulisanmu, itu pun bukan masalah. Maka, *teruslah menulis*. Para ulama dahulu menjadikan menulis sebagai wasilah mereka menyebarkan kebaikan, bukan bertujuan menjadi seorang penulis terkenal.

Cukuplah perkataan Imam Malik rahimahullah menjadi penguat:
*_pekerjaan yang dilakukan karena Allah pasti akan kekal_*.

Walau sudah banyak media yang mendakwahkan hal yang sama, tetapi, nilai ruhiyah kitalah di sini yang dididik. Lagipula, kita memang sedang "perang" kan dengan media-media thaghut? Daripada saudara(i) kita terjebak dalam kekufuran/kejahilan/kemaksiatan, lebih baik mereka terjebak dalam kebaikan. Menghujani media dengan amar ma'ruf supaya orang-orang kembali memandang yang ma'ruf sebagai kebenaran. Tetapi, sekali lagi, semua dengan izin Allah. Karena keberadaan kita memang hanya ditujukan untuk-Nya. Dan tulisan kita hanyalah washilah saja. :)

#reminder #for_me
#bemuslimahkaffah

Kita Memang Butuh Cinta~

Kita 'tuh memang butuh cinta. Gimana nggak? Yang ciptain kita adalah Dzat Yang Maha Cinta. Kita butuh cinta, cinta yang dilandaskan kepada-Nya. Untuk-Nya dan karena-Nya.

#aseek #quotetoday

Butuh Sabar~

Dalam menetapi kebenaran, BUTUH SABAR. Titik.
Dan berpikir jernih.

#quotetoday

Tiap Keluarga~

Saya percaya bahwa tiap keluarga memiliki prinsip atau pandangan masing-masing tentang ke arah mana keluarga mereka akan mereka bawa sesuai dengan kemampuannya. Jujur saja, sejenak, kita akan merasa begitu mengagumi mereka yang dengan begitu hebatnya menunjukkan kepiawaian mereka dalam memenej keluarga (mengelola keluarga) sehingga terasa begitu menakjubkan dan ingin seperti mereka. Namun, semua butuh usaha dan prioritas utama. Yang paling penting adalah sesuai Al-Qur'an dan sunnah Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, selebihnya kita akan belajar pelan-pelan, Nak. Belajar bersama dan berjuang bersama untuk menjadi keluarga penghuni surga.

#formyfuturelitllelovedone

Saat Allah Menjadi Tujuan~

Saat Allah menjadi tujuan, maka butuh perjuangan menjalaninya tetapi tempat kembalinya jelas. Za, jadikan Allah dan keridhaan-Nya sebagai tujuan, maka engkau akan memiliki hujjah yang jelas kepada-Nya di Padang Mahsyar kelak. Segala keraguan adalah dari syaitan agar engkau menunda melakukan ibadah yang dicintai-Nya. Jangan mengeluh pada manusia, keluhkan pada-Nya dan mintalah agar Allah memberimu kekuatan. Jika Dia memberimu kekuatan, maka sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. Pikirkan apa yang Dia ridhai.
Ingatlah, setiap pilihan ada konsekuensinya!

#spirit #morningcoffee :p

We Will Always Learn~

We will always learn in every step of life. We will learn again and again especially when the problems come. Don't focus on the questions, focus on how to answer those questions. Rely upon Allah! May Allah guard us and bless us... :)

#quotetoday

Terkadang~

Terkadang sesuatu itu sudah baik, hanya saja, orangnya belum tepat. Bukan berarti sesuatu itu harus diubah karena memang di carut-marutnya dunia ini, kita tetap butuh sosok yang teguh dengan idealitas. Mungkin, mengelola orangnya itu yang perlu dikaji ulang. Sebab boleh jadi, orang itu tepat untuk hal yang lain. Ya, bagaimanapun, pengorbanan harus dilakukan walau sama-sama baik.

#curcol #lagi

Pelajaran dari Buku "Meniti Jalan Istiqomah"

Judul Buku: Meniti Jalan Istiqomah (Al-Istiqomah; Fadha'iluha wa Mu'awwiqatuha)
Karangan: Syekh Musnid Al-Qahthany
Penerbit: Pustaka Al-Bashirah

1. Makna Istiqomah
الاستقاملة: Huruf sin dan ta dalam kata ini menunjukkan penguatan dalam kelurusan dan ketidakmenyimpangan dari jalan tauhid. Dan di masa ini, istilah "iltizam" lebih masyhur digunakan untuk mengungkapkan makna istiqomah di atas Islam ini. Iltizam berarti konsisten terhadap sesuatu dan kontinyuitas di atasnya. Hanya saja, istilah istiqomah lebih tepat digunakan karena istilah ini yang digunakan Allah ta'ala di dalam kalam-Nya dan sunnah nabi-Nya.
Dari Sufyan bin Abdillah -radhiyallahu 'anhu-pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, ia berkata," Wahai Rasulullah, katakanlah padaku satu kalimat dalam Islam yang aku tidak pernah menanyakan tentangnya pada seorang pun selain engkau." Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"Katakanlah:' Aku beriman kepada Allah', lalu istiqomahlah (di atas itu)." (HR Muslim dalam shahihnya)
Selain itu, Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"istiqomahlah kalian dan duhai betapa bagusnya jika kalian istiqomah." (HR Ibnu Majah, Shahih al-Jami' no. 953)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin, "Maka istiqomah itu adalah sebuah kata yang mencakup seluruh bagian agama. Ia adalah berdiri memenuhi janji dihadapan Allah dengan sebenar-benarnya. Dan ia berkaitan dengan perkataan, perbuatan, perilaku, dan niat."
Syeikh Abdurrahman As-sa'diy rahimahullah mengatakan," Istiqomah adalah melazimi ketaatan pada Allah dan ketaatan pada Rasul-Nya secara berkelanjutan"
Sayangnya, realita yang terjadi, saat kita melihat seorang yang istiqomah menjalankan agamanya, seakan-akan ia hanya sedang menjalankan sesuatu yang sifatnya sunnat, sekunder, dan tambahan! Lalu kita melihat orang yang lalai, melampaui batas, meninggalkan aturan agama, dan terjatuh dalam perkara-perkara haram, mungkar, dan maskiat; lalu kita katakan bahwa seperti inilah memang manusia yang normal!!! Tidak demi Allah! Yang seperti ini bukanlah manusia normal, ini adalah manusia yang lalai, melampaui batas, dan meninggalkan perintah serta mengabaikan larangan Allah.
****
Maka istiqomah itu adalah agama Allah ta'ala itu sendiri. Karena itu, barangsiapa yang tidak istiqomah dan komitmen dengan agama Allah ta'ala maka sesungguhnya ia telah berubah dan menyimpang dari jalan yang seharusnya dan ia tidak disebut sebagai manusia yang normal.
****
Allah 'azza wa jalla telah memerintahkan Nabi-Nya untuk istiqomah. Dan perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam dan juga kepada ummatnya sebagaimana yang telah dimaklumi. Allah berfirman:

“Maka istiqomahlah sebagaimana engkau (Muhammad) diperintahkan beserta orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kalian perbuat” (Q.S Hud: 112)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata tentang ayat ini: "Tidak pernah ada ayat yang turun kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam yang lebih berat daripada ayat ini. Itulah sebabnya beliau mengatakan:"Aku telah dibuat beruban oleh surah hud dan saudara-saudaranya" (Tafsir Al-Baghawy, tafsir Al-Qurthuby dan shahih al-jami' no. 3720)

Catatan Penting
1. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah lahir dan bathin
2. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah bersama Allah ta'ala dan keistiqomahan bersama makhluk
3. Istiqomah adalah berusaha keras menepati dan mendekati jalan kebenaran

---bersambung---

Lakukan Yang Terbaik!~

Saat melakukan sesuatu, push yourself untuk melakukannya pada tahapan maksimum yang bisa kau lakukan. Tunjukkan pada-Nya potensi yang telah Dia berikan pada-Mu telah engkau gunakan. Batu permata menjadi sedemikian indahnya setelah ditempa dengan tempaan yang keras, Jus yang begitu enak menjadi begitu enaknya karena diperas. Saat ibadah, berikan ibadah terbaikmu pada-Nya!

#terinspirasidari #noumanalikhan

Allah Tahu~

"Jika kamu menyatakan sesuatu atau menyembunyikannya maka sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu" (terjemah Q.S Al-Ahzab: 54)
Allah tidak suka jika Allah telah menutup aib seorang hamba lantas ia dengan bangga memamerkan kemaksiatannya di hadapan manusia. Tetapi, engkau harus tahu bahwa Allah Maha Melihat, melihatmu melakukan kemaksiatan, berbalut dosa, walau engkau bersendiri. Hanya saja, Dia menyembunyikannya dari manusia agar engkau  bertaubat darinya, bukan dengan bangga memamerkannya. Bukan hanya maksiat fisik, termasuk maksiat hatimu. Prasangka, amarah, iri hati, ketidakikhlasan, ketidakridhoan, cinta yang engkau duakan terhadap-Nya, dan segala macam bisikan setan lain dalam hatimu.
Namun, hal serupa juga berlaku untuk amal baik yang engkau tujukan semata untuk-Nya. Saat tak ada seorang manusia pun yang memujimu maka sesungguhnya Dia Maha Teliti atas apa yang engkau usahakan untuk-Nya. Saat segala jerih payah hanya dibayar seutas senyuman sinis, saat itulah kejujuran dan keikhlasanmu diuji oleh-Nya. Sebab engkau pun harus paham bahwa semua cinta meminta bukti. Maka Dia pun akan mengujimu untuk melihat bentuk cintamu pada-Nya. Tetapi, kabar baiknya, Dia tak pernah memberi beban yang tak sanggup engkau pikul. Dan juga, ini akan menjadi rahasia manis yang akan engkau cengkramakan dengan-Nya di saat seluruh manusia mencari-cari rahasia manis bersama-Nya, di yaumul hisab. Dan juga, mudah-mudahan dengan amal baik rahasia itulah, Allah akan menghapus amalan buruk rahasiamu.

Begitulah.
Wallohu a'lam.

Pages