Resensi Buku: Meneladani Wanita Generasi Sahabat

Judul: Meneladani Wanita Generasi Sahabat (Durus min hayat ash-shahabiyat)
Penerbit: Darul Haq
Penulis : Dr. Abd. Hamid bin Abd. Rahman as-Suhaibani
Cover : Soft cover
Tebal : xii+142 hlm; 21 cm

Telah disebutkan dalam shahih al-bukhari dan lainnya bahwa beberapa orang dari para shahabat radhiyallahu 'anhum berdebat pada hari 'Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam. Sebagian dari mmereka mengatakan,"beliau puasa" dan sebagian lain mengatakan,"beliau tidak puasa". Selanjutnya riwayat ini menyebutkan sikap bijaksana yang dimiliki Ummul Fadhl Lubabah binti Al-Harits,istri Al-Abbas bin Abdul Muththalib radhiyallahu 'anhuma,"Ummul fadhl mengirimkan kepada Rasulullah secangkir besar susu yang pada saat itu beliau berada di atas untanya, kemudian beliaupun meminumnya".

Kisah di atas adalah salah satu kisah yang tercantum dalam buku ini. Di tengah derasnya arus modernisasi, dan peran wanita dilindas oleh pemahaman emansipasi yang berlebihan, buku ini hadir untuk mengembalikan idealitas para wanita tentang bagaimana seharusnya ciri dan pemikiran yang mereka miliki sebagai seorang muslimah.

Buku ini terbagi menjadi beberapa poin yang babnya diberi judul "pelajaran ke-..." yang tersusun secara sistematis diawali dengan "pelajaran pertama: mereka menjaga Allah maka Allah menjaga mereka" yang di dalamnya, menurut hemat penulis, mencakup berbagai hal-hal dasar, yang terpenting di antaranya ialah akidah. Sebab, penjagaan terhadap syari'at Allah ta'ala dilakukan baik ketika berada dalam masyarakat maupun tatkala bersendirian, bahkan apa yang termaktub dalam hati seorang hamba.
Buku ini juga memberikan contoh-contoh kisah inspiratif dan menggugah jiwa dari keseharian para shahabiyat yang berkenaan dengan topik pada bab tersebut. Kisah itu dikemas secara utuh dari sumber dalil (yakni hadits atau kitab para ulama) yang menceritakan kisah shahabiyat tersebut.
Adapun gaya bahasa yang digunakan oleh penulis, karena ini merupakan karya terjemahan, pembaca mungkin akan menemukan sedikit kesulitan apabila tidak fokus memperhatikan penuturan kisahnya dlisebabkan bahasa yang kaku untuk menjaga keotentikan karya ini yang langsung diambil dari sumber dalil.
Namun secara keseluruhan, buku ini banyak memberikan kisah yang mampu menyelisihi pendapat sebagian besar wanita yang tengah diliputi kegundahan tentang hidup mereka sedang profil wanita yang beredar di masyarakat adalah profil dari wanita karir yang semakin mengaburkan nilai wanita dalam peradaban Islam. Buku ini juga hadir untuk para wanita yang ingin mengambil contoh konkrit tauladan, sebab kisah yang banyak beredar adalah kisah sahabat rasulullah dan rasulullah sendiri yang bergender laki-laki. Artinya, dalam beberapa kiprah nyata wanita, kisah shahabiyat yang dikemas dalam 25 poin pelajaran dapat direalisasikan sebagai seorang wanita.
Wallohu 'alam

Kaki Bau? Euuh, yuk ikuti Tipsnya! (Smelly feet)

Assalamu'alaykum warohmatullah wabarokatuh..

Well, for this post, I just translate into Indonesian. So if you're not from Indonesian, you can see the English translation from the original page at:
http://www.nhs.uk/Livewell/foothealth/Pages/smellyfeet.aspx
http://www.wikihow.com/Get-Rid-of-Foot-Odor

Apa kabar kawan muslimah?
Ya, edisi kali ini edisi khusus muslimah (atau muslim) atau general aja kali yah? Soalnya, pembahasan kali ini berkaitan dengan kebersihan kaki. Dari mata turun ke kaki... eh???

Nah, kawan-kawan biasa nggak mengalami skenario seperti ini?
"Tek... tek... tek..." bunyi gunting kuku saat sedang menggunting kuku kaki.
"Hmm... kok ada bau ngga sedap ya?"(dalam hati)


Nah nah nah... Sebagian besar orang memang sering mengalami yang namanya bau kaki dengan latar belakang yang sama ditengarai seperti bau ketiak, yaitu masalah keringat. Tetapi, ada hal lain yang berkombinasi dengan keringat. Nah, yuk simak penjelasan berikut:


Oh, ya, artikel asli dapat dilihat di:
http://www.nhs.uk/Livewell/foothealth/Pages/smellyfeet.aspx
http://www.wikihow.com/Get-Rid-of-Foot-Odor

Bau Kaki
Secara medis, istilahnya dikenal dengan nama bromodosis, kaki yang bau merupakan masalah tahun belakangan ini. Hal ini dapat menjadi memalukan dan tidak menyenangkan untuk Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Penyebab utamanya adalah kaki yang berkeringat berkombinasi dengan penggunaan sepatu yang sama tiap hari.

Kenapa Kaki Berkeringat?
Ada banyak sekali kelenjar keringat pada kaki kita dibandingkan pada bagian tubuh lain. Seseorang dapat mengalami kaki berkeringat disebabkan oleh perubahan suhu atau musim. Tetapi, remaja dan wanita hamil secara khusus lebih cenderung disebabkan adanya perubahan hormonal sehingga mereka akan berkeringat lebih.
Anda juga akan mengalami perspirasi (keringat) jika Anda menggunakan kaki Anda sepanjang hari (karena aktivitas), jika Anda sedang stres, atau sedang mengalami masalah medis yang disebut hyperhidrosis, yang menyebabkan Anda berkeringat lebih dari biasanya. Infeksi fungal (jamur) seperti pada kaki atlet juga dapat menyebabkan bau kaki yang kurang enak.
Berdasarkan penuturan Lorraine Jones, seorang chiropodist (perawat khusus kaki) dan pembicara wanita pada the Society of Chiropodist and Podiatrists, kaki menjadi bau jika keringat tersebut meresap ke dalam sepatu dan belum kering saat Anda gunakan lagi. Nah, bakteri tumbuh dan masuk melalui pori ke kulit lalu mengurai lagi keringatnya. Saat itulah, bau yang tak enak dihasilkan dari penguraian keringat.
"Kaki Anda berkeringat pada sepatu Anda sepanjang hari sehingga menjadi lembab dan akhirnya bakteri tumbuh. bakteri akan terus aktif membelah saat Anda melepas sepatu, khususnya jika Anda menyimpannya pada lemari/rak sepatu yang gelap. Lalu saat Anda memakai kembali sepatu itu keesokan harinya, bahkan walau Anda baru saja mandi, mengenakan sepatu yang masih lembab itu menciptakan kondisi yang sempurna untuk perkembangbiakan mikroba -hangat, gelap, dan lembab"

Siapa yang Sering Mengalaminya?
Semua orang berpotensi, tetapi akan jauh lebih jika Anda:
  • remaja
  • wanita hamil
  • di bawah tekanan emosional atau stres
  • mengalami masalah medis yaitu hiperhidrosis
  • sedang melakukan pengobatan
Tipsnya???

Sedikitnya, menurut WikiHow, ada 3 metode mengatasi masalah bau kaki.
Metode 1: Bersihkan Kaki Anda
1) Gosok kaki Anda. Mungkin terdengar biasa, tetapi gosokan cepat dengan air sabun saat mandi tidaklah cukup. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan bakteri pada kaki dan sel kulit matinya. Jadi, ketika Anda mencuci kaki, exfoliasi seluruh permukaan kaki dengan handuk, sikat, atau mekanisme abrasif (pengelupasan) lainnya dan gunakanlah sabun antibakteri. Jangan lupa gosokjuga sela jari kaki.
2) Keringkan Kaki Anda. Ketika Anda mengeringkan kaki, keringkanah dengan benar. Kelembaban, baik karena keringat ataupun air, adalah penyebab perkembangbiakan bakteri. Tidak mengapa untuk lama mengeringkan kaki Anda secara detil dan jangan abaikan sela jari kaki.
3) Gunakan hand sanitizer. Mungkin terdengar aneh, tetapi bau yang enak (atau tak ada bau) dari hand sanitizer dapat membunuh cacing pada kaki serta menghambat pertumbuhan mikroba.
4) Gunakan antiperspirant. Antiperspirant yang sama Anda gunakan untuk ketiak dapat pula digunakan untuk kaki. Gunakan pada kaki yang bersih dan kering saat malam dan beri titik yang memiliki jarak untuk tiap olesan antiperspirant.
  • Antiperspirant bekerja dengan cara memblok saluran keringat.
  • Jangan gunakan sesaat sebelum keluar, atau Anda dapat tergelincir atau tidak nyaman mengenakan sepatu.
Gunakan Campuran 1/2 vinegar regular dan 1/2 isopropil alkohol.
Anda dapat mencuci kaki dengan larutan 1/2 cuka/vinegar, 1/2 air untuk mencegah bau yang kurang enak. Tambahkan pula beberapa sendok baking soda dan beberapa tetes minyak thyme untuk menghilangkan bau yang tak enak.
Vinegar berfungsi membunuh fungi/jamur, isopropil alkohol menghambat dan membunuh bakteri.
Gosok kaki Anda dengan salah satu bedak berikut:
  • Bedak talk
  • Baking soda
  • tepung jagung

 ...To be continued untuk metode 2 dan 3

Let's PLAN!

Aku pernah dengar:
"Orang yang gagal merencanakan adalah orang yang merencanakan kegagalan"

Baiklah....

Assalamu'alaykum warohmatullah wabarokatuh.. ^_^ ..
Masih di edisi Insomniaku. (Padahal baru di edisi pertama, ya?)
Tapi memang hampir sebulan (atau lebih kali ya) aku insomnia berat. Alhasil, yah, banyaklah yang amburadul. Insomnianya ada kaitan dengan sakitku sih... Hft.

Tapi ngga papalah.Untuk melepas lelah (karena jujur aku udah sangat amat lelah), boleh juga nulis-nulis dikit. Hehe. I AM BACK, Darling...

Terkait dengan Planning. Aku tidak memastikan kalian (readers-ku) semua adalah orang yang gemar planning. Bahkan boleh jadi, quote di atas sering kalian dengar tapi ngga tersentuh juga membuat plan. Well, ngga papa. (Apa sih?)


Memang ngga semua orang diberkahi menjadi seorang planner sejati. Bahkan aku-pun masih butuh kedisiplinan dalam hal planning itu. Tapi, aku yakin, kalian semua PASTI mempunyai sesuatu yang kalian inginkan. Entah bisikan setan kah (eh.. maksudku bisikan hati), sedikit terbersit di pikiran kah, atau sekedar impian eceng-eceng anak muda zaman sekarang (cie yang tua). ARTINYA, sebenarnya kalian semua (read: kita) mempunyai PLAN..ning yang tidak kita sadari.
Cuman bedanya, ada di antara kita yang mengatur/ memenej nya dan ada yang enggak. Kalo dibahasa-indonesiakan, mereka yang me-menej-nya disebut "mengejar impian" sedangkan mereka yang enggak disebut "ngayal"!!

Seperti misalnya, "aduh pengen deh kaya"
Itu mulu diulang-ulang tiap hari di hidupnya seakan menjadi mantra hariannya. BUT, no action. Gimana mau eksyen, wong apa yang mau di-eksyen-in aja masih ngga ada. Artinya ya... cuman ngayal dong.
Eits, hati-hati lho ya! Soalnya banyak ngayal itu pintu masuknya setan juga:
"Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan  membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar- benar memotongnya , dan akan aku suruh mereka (mengubah  ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya “.Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (an-Nisaa’ (4) : 119)
“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.” (Muhammad (47) : 25)

Nah...nah...
Jadi sebenarnya, ngga papa kok kita menginginkan sesuatu tetapi jangan sampai itu hanya sekedar angan belaka. Mungkin dari situlah quote itu muncul. Supaya kita ngga menjadi orang-orang gagal dan digagalkan. Sebab, Islam pun telah menyuruh kita untuk memperhatikan plan kita, tentunya planning ini adalah planning TERBESAR yang harus kita siapkan. karena gagal di dunia deritanya sementara, tapi gagal di akhirat deritanya SELAMANYA Bro Sis!!!

"“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan segala sesuatu yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat). Dan bertaqwalah kepada Allah, sesunguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang telah kamu kerjakan” (QS.59:18)

Jadi sebenarnya, di sini yang ingin kukatakan adalah...
Kalau hari ini kamu belum membuat Planning atas impianmu, mulailah untuk membuatnya! Nggak Usah deh 5 tahun, 10 tahun ke depan. Buat saja untuk hari besok! Ya, untuk sehari saja! Lalu, coba kita cek-cek ulang deh sebelum tidur di hari itu, apakah ada kebaikan walaupun sangat kecil yang kita lakukan dan itu adalah tambahan dari hari kemarin??
Sebab,
Jika hari ini SAMA dengan kemarin, kita RUGI. RUGI,
Jika hari ini LEBIH BAIK dari kemarin, kita UNTUNG. UNTUNG.
Jika hari ini LEBIH BURUK dari kemarin, kita CELAKA. CELAKA.
Itu rumus sederhana. Ya, moga-moga bisa sukses dunia akhirat.

Nah, teman dan sodara, ayo kita sama-sama merencanakan kesuksesan. Dunia dan Akhirat tentunya.

Oh ya satu lagi. Jangan meremehkan kebaikan sekecil apapun yang kita lakukan! Sebab ada yang masuk surga hanya dengan menyingkirkan duri di jalan. Lagipula Allah mencintai amalan yang kontinyu walaupun kecil.

Salam Muda.

Love

Nama Panggilannya, HARAPAN


Aku memuji Allah atas nikmatNya padaku
Semoga kau juga merasakan nikmat Allah padamu..
Entah nikmat kebaikan atau ujian..:)
Keduanya tetaplah nikmat dariNya

Ya, nama panggilannya adalah harapan
Ia harus kau kenali dengan dalam
Sebab, tanpanya kau akan seperti mayat hidup
Hidup segan mati tak mau
Dan juga sebab, ia selalu ada untukmu walau kau tak menyadarinya
Ia selalu ingin menjadi sahabatmu

Kawan, ia adalah hadiah dari Allah untukmu
Allah selalu membuka harapan untukmu
Seburuk apapun masa lalumu
Atau seburuk apapun dirimu hari ini
Ketika hari berlalu dan kau masih bertemu dengan hari itu, seketika itu pula artinya Allah masih memberimu kesempatan bertemu dengan'nya'

Nama panggilannya adalah harapan
Tiap orang memiliki masa-masa kelam kehidupannya
Tak terkecuali sahabat Rasulullah, masa kelam mereka adalah ketika belum memeluk Islam
Bahkan ketika berada dalam Islam, turun naiknya iman memang adalah hal yang niscaya
Tetapi Allah telah menjamin surga untuk mereka
Dan yang perlu kau ketahui adalah...
Kau tak sendiri
Dan ia selalu menanti untuk kau sadari

Sebagaimana makna yang dalam pada salah satu sabda rasulullah
"Bahkan jika esok kiamat dan engkau memegang sebutir biji kurma,tanamlah!"
Ya, bahkan jika ketakutan akan masa depan yang boleh jadi tak sesuai harapanmu akan kau lalui, tetaplah berusaha! Tetaplah berbaik sangka pada Rabbmu,. Sebab pahala dan rahmat Dia tetapkan atas usahamu..

Maka, kawan, aku bertanya kepadamu dengan mengutip firman llah:
"Belumkah tiba waktunya bagi orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?"(QS Al-hadiid:16)
Harapan untuk meraih surga-Nya
Harapan untuk menjadi manusia yang berguna untuk-Nya
Harapan untuk memberi kebaikan pada dunia, dan terlebih akhirat kita

“Setiap anak cucu Adam pasti selalu melakukan kesalahan. Dan sebaik-baik mereka yang melakukan kesalahan adalah yang selalu bertaubat kepada-Nya.” (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad Darimi)



"Tiap bani adam melakukan dosa, dan sebaik-baik pembuat dosa adalah yang bertaubat"(HR. Bukhari

Tidak Mau Belajar, Tidak Usah Hidup! [part 1]

Bismillahirrohmaanirrohiim....

Yuk kita memuji Allah ta'ala dahulu atas segala nikmat-Nya. Nikmat mata yang begitu besar, nikmat tubuh, nikmat udara, dan nikmat lain yang takkan mampu saya sebutkan. Dan tentunya, nikmat terbesar, nikmat Islam dan Iman yang menetap dalam hati kita. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah untuk kekasih Allah yang mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam beserta sahabat dan seluruh pengikut beliau.

Dinamika kehidupan manusia membutuhkan sebuah proses yang besar yang akan mendukung nilai kehidupannya. Proses yang takkan pernah lepas bagi mereka yang senantiasa menginginkan kualitas yang baik bagi kehidupannya. Proses yang takkan pernah melepaskannya, menjadikan predikat bagi dirinya selama ia hidup. Proses yang membuat kita mulia dan diangkat derajatnya oleh Allah ta'ala. Proses yang kita kenal "BELAJAR".

Allah ta'ala telah banyak memuji dan mengangkat orang-orang yang berilmu, yang berakal, yang mau mengambil pelajaran. Di salah satunya adalah firman Allah ta'ala di Q,S Al-Mujaadilah:11

"...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Apa yang begitu istimewa dari mereka yang berakal?

Mengapa tidak semua hamba Allah yang disebut berakal?

Mengapa orang yang mau belajar begitu tinggi dan dimuliakan?

Silakan kawan berpikir dahulu. In syaa Allah saya lanjutkan di edisi berikutnya ya...:D

Oh ya,Like page kami di facebook: Ikatan Pelajar Muslimah Indonesia dan twitter kami di @ipmipusat




Menuju TERAS NASIONAL 2014
Satu langkah, dari Pelajar Muslimah untuk Indonesia!!

Selamat tinggal...

Album pribadi

Bilakah masa yang telah berlalu
Mengajak menari bersama haru
Waktu terus bergulir
Menuaikan bulir-bulir

Hatiku
Saat ia jauh
Tak tahu.. rapuh

Berdiri di tengah ombak
Berteriak dalam serak
Mutiara-mutiara yang masih senyap
Tanpa empunya yang penyayang

Duhai...
Masa..
Sudahkah aku kau ridha?
Tinggalkan diriku dalam keadaan indah?
Tersenyum menatapku bahagia?
Ataukah kau berpaling..
Mejauh...
Menyisakan semburat sesal untukku kau pergi..

Duhai...
Sejuknya Ramadhan kan menjauh
Berpaling dari pendosa
Dan berpamit mesra pada yang bertakwa..

Dimanakah aku??

Boleh Jadi, ini Ramadhan terakhir kita...

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah, sungguh segala puji hanya milik-Nya, Pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, yang menghidupkan dan mematikan, melapangkan dan menyempitkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki. Dengan izin-Nyalah daun-daun berguguran, hujan tercurah, serta manusia dan hewan berkembang biak. Tiada ilah yang berhak disembah selain Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi akhir zaman, Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.

Ramadhan, semerbak kehangatan dan ketenangan dalam jiwa kala memasukinya. Bulan yang mulia nan penuh berkah. Baru rasanya beberapa saat lalu kita masih memimpikan dan mengharapkan berjumpa dengannya, kini kita tengah berada di dalamnya. Bulan yang di dalamnya pintu-pintu surga dibuka dan tak ada satupun yang ditutup, menandakan besarnya kesempatan kita memasukinya dengan memperbanyak ketaatan-ketaatan; pintu-pintu neraka ditutup dan tiada satupun dibuka menandakan pula besarnya kesempatan kita terhindar darinya dengan menutup pintu-pintu kemaksiatan di bulan ini.
Sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)”(HR Ahmad (2/385), an-Nasa’i (no. 2106) dan lain-lain, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam kitab “Tamaamul minnah” (hal. 395), karena dikuatkan dengan riwayat-riwayat lain)

Ya, ada yang berbeda dengan Ramadhan ini...

Jadi bingung mulai dari mana.

Baiklah, karena aku orangnya to the point mungkin langsung aja kali ya...
Sejujurnya, kesyukuran yang sangat besar harusnya kita panjatkan kepada Allah ta'ala. Mengapa? Hey! Hari ini Allah masih memberi kita kesehatan dan kehidupan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Bagaimana tidak? Di bulan ini, pahala-pahala kita dilipatgandakan dan kesempatan menghapuskan kesalahan-kesalahan kita sangat besar! Coba deh, kalau kita ke mall lantas ada diskon 90% tanpa embel-embel bla bla bla, siapa coba yang nggak mau?! Fitrahnya kita pasti menyukai kemudahan dan hadiah alias bonus-bonus. Nah, tatkala Allah ta'ala memasukkan kita ke bulan ini, BONUS bertebaran dimana-mana dari Allah ta'ala untuk kita. Maka, sepatutnyalah kita bersyukur sebab Allah masih mengizinkan kita berjumpa dengan bulan mulia ini.
So pastilah kita ketemu bulan ini...(?) Ada di antara kita yang berpikir seperti ini? Wets, wets, wets, mas bro mba sis, siapa bilang?! Baru-baru belakangan ini Allah ta'ala memberiku pelajaran berharga tentang harga sebuah kehidupan. Sebelum memasuki bulan Ramadhan ini, beberapa teman kehilangan salah satu orang tuanya, dan dipanggilnya mereka ke hadapan sang Pencipta seakan tanpa tanda. Di antaranya ada yang terkena serangan jantung mendadak, di antaranya ada yang kecelakaan. Bukan cuman itu, Ramadhan kali ini pun banyak terdengar kabar kematian terutama dari orang-orang yang kukenal. Nah, kawan, jika kita kembali mengingat, memang 'kan ada orang-orang yang kita kenal kini tidak lagi menyambut Ramadhan bersama kita. Di antara mereka pun ada anak-anak dan remaja. Maka, seharusnya kita menyambut bulan ini memang dengan penuh harap akan dipertemukan karena ajal kita tak ada yang tahu. Lalu kini, saat kita memang telah dipertemukan maka nasihatku, MANFAATKAN ia dengan baik, sebaik-baiknya amalan kita. Seperti dipertemukan dengan jodoh kita setelah sekian lama menunggu. Nah, ada nggak di antara kita yang H2C (Harap-harap cemas tentang itu?). Ketika telah dipertemukan, maka pasti kita akan berusaha semaksimal mungkin menjadi istri yang shalihah dan berbakti (penantiannya lama,'kan?!). Atau permisalan lain yang mungkin lebih dapat kawan pikirkan secara lebih dalam.

Ya, alhamdulillah. Allah masih memberiku nikmat-nikmat yang besar. Dan kenikmatan ini memang sungguh besar terasa karena nikmat itu pernah hilang dariku, terkhusus nikmat kesehatan. Kini, jikapun Allah mengambil nikmat kesehatan itu, aku berharap Allah masih memberiku nikmat kekuatan untuk beribadah pada-NYa. Karena hakikat kesehatan itu 'kan adalah bagaimana kita memanfaatkannya untuk ketaatan?

Di akhir ini, ini kutitipkan pada hatiku pribadi. Boleh jadi ini Ramadhan terakhir kita! Makanya, beberapa hari yang masih ada, penuhi ia dengan semarak ibadah dan mulazamah dengan Al-Qur'an. Penuhi ia dengan perbaikan-perbaikan kualitas qiyam dan shiyam kita. Bertakwalah kepada Allah... Karena Allah beserta orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan (QS 16:128), Beriman dan bertawakallah kepada Allah, sebab dengannya Allah akan menjauhkan kita dari pengaruh setan.
"Sungguh setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhan"(QS An-Nahl :99)

Senja

Album pribadi

Kini kita telah sampai pada satu jejak masa,
Aku mengingatnya sebagai masa yang kuimpikan
Tapi bagimu kawan, boleh jadi ia adalah mimpi buruk
Namun, mau tidak mau hari ini kita tengah berjalan melalui fase itu
Fase yang kita sebut masa dewasa

Ya, mungkin hanya sebatas umur, atau pikiran, atau keduanya
Tapi untuk yang pertama, dengan izin Allah kita akan melaluinya
Ya, menjemput 'kepastian' pasti membuat kita menjalani fase-fase umur
Waktu, tempat, dan ruang akan senantiasa bergerak dinamis mengantar kita padanya

Hari ini, satu senja telah lewat
Bagi sebagian besar orang itu artinya tidur atau santai
Sebagian yang lain yah untuk mengerjakan tugas atau sekedar ngobrol
Oh... tidak, kawan
Bagi sebagian kecilnya itu adalah pertanda
Untuk beribadah dan mendekat pada sang Maha Kuasa
Untuk melepas Penat dengan berkhalwat bersama Robbul 'alamin
Ya, bagi sebagian kecilnya yang mengerti, memahami, dan mendalami tentang 'kepastian'

Aku tak berkata apa-apa tentangmu atau diriku
Karena komponen kehidupan yang menyertai kitalah yang akan bersaksi
Menemani kita dengan apa, itu yang harusnya terpikir
Sebab, jika hari ini kita ditemani keluarga, harta, kesenangan, anak, dan sebagainya
Di kubur, amalan kita yang menemani kita dengan izin Allah

Hmh, aku masih berharap
Waktu yang menggiringku akan kuisi dengan hal yang Dia cinta






Makassar, menjelang bulan nan berkah

(2) Langkah Pasti

Cinta punya banyak makna
Meraih cita punya banyak cara
Memaafkan butuh banyak pengertian
Tapi Bersaudara hanya butuh satu kata, Islam

Masa lalu menyirat cerita
Menggores rasa yang berbagai bentuk
Mewarna dalam pelangi ribuan warna
Dan meninggalkan jejak-jejak canda dan haru

Masa depan seakan angkasa
Kau hanya melihat permukaannya saja
Tapi ujungnya? Siapa yang tahu selain DIA, Robb kita?
Makanya kita tak boleh men-judge salah

Nah, antara dua masa itu, ada masa kini
Penghubung antara masa lalu dan masa depan
'kan jadi masa lalu pula suatu saat
Tapi pernah menjadi masa depan
Maka melakukan kebaikan dengan segenap tenaga mari ditegakkan

Melakukan kebaikan tak selamanya hanya melibatkan dirimu
Saudara-saudaramu akan turut serta bersamamu
Walau jarak memisah, do'amu padanya tetap 'kan sampai
Walau tak saling mengenal, kisah mereka adalah penyemangatmu
Lagipula, bukankah kita saling terikat karena Allah
Maka pastilah bahagia rasanya

Masalahnya adalah pada langkah yang kau pilih
Kemana akan kau bawa?
Masa kini yang sangat berharga, tidak untuk menunggu besok
Sebab, siapa yang menjamin kehidupanmu?
Namun satu langkah pasti...
Hidupmu hanya kau tambatkan pada sang Ilahi

Tanpa

Dua rona sendu dalam bait kata
terukir dalam sajak-sajak indah sang empunya
Dalam jiwa yang selalu berusaha
Tanpa lelah walau tak bermakna

Jiwa yang terluka dalam hampa
Kian merasuk hingga jtuh ke lembah
Semua ada masanya kawan
Tanpa rasa
Tanpa canda

Di ujung sana tetap ada akhirnya
Suka tak suka
Acuh tak acuh
Aku bukanlah kau
Kau bukanlah aku

Tiap bait kata yang terucap
'kan tertuang indah dari pena emasnya
Dia yang kau sebut cahaya
dengan Tuan yang Maha Mulia

Bisu tanpa rona kau kelu
Diam tak beriring seakan senar-senar tanpa nada
Kau
Aku
Semua akan berarak ke sana
Kala awan yang bergerak ke lembah menurunkan hujan

Nyata
Pasti
Suatu masa

Tanpa rasa
Tanpa canda

Brand New Style, New Thought

Hmh.. Oh, It's on ! (Cut)


Assalamu'alaykum yaa insan-insan yang semoga diridhai Allah ta'ala

Bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga diliputi kebahagiaan ya, utamanya saat membaca blog ini. (Sebenarnya agak memaksa Anda bahagia)
Well, hari ini adalah pertama kalinya lagi aku menulis di blog setelah sekian juta detik vakum (Nggak bohong lah ya). Ada sesuatu yang kusadari saat memulai menulis blog ini lagi, aku membantu diriku menemukan solusi. Ha!
Aneh ya? Tapi.... Sungguh loh, menulis membuatku menemukan solusi (setidaknya 20%).
Seeelaaaluuuu... aku mencoba membuka tulisan-tulisan lamaku (yang di islammylove-zahra) jika vakum menulis agak lama. Yah, mencari inspirasi atau mungkin mencari motivasi pribadi (read: narsis-narsisan gitu). Dan akhirnya, ada sebuah kalimat mengitari kepalaku seperti kereta:
Untuk apa ya aku membuat blog baru ini?
Seebeenaarnyaa, aku membuat blog baru ini dengan tujuan seperti judul, Brand new style, new thought. Tapi, endingnya malah lost thought! (read: gila). aku menilik gaya bahasaku sendiri dan mungkin yaa agak aneh. Tapi, hey! That's me! Haha. Akhirnya aku jadi mikir ulang, apakah blog ini akan kuubah gaya bahasanya (inilah si "new style" yang kumaksud) atau tidak. Kalau mau wasath (tengah-tengah), 50-50 laah.
Nah, beralih ke 'new thought', aku agak bimbang. Soalnya, rupan-rupanya otakku tuh cuman 3! Masing-masing otak besar kanan-kiri, sama otak kecil (hhe), maksudku, kepalaku cuman satu! Awalnya, genre blog yang mau kuubah tapi jadinya mungkin lebih ke sudut pandang aja kali ya? (Hft)

Loh, kenapa? kok hft juga? Haha.. wasting time ya? wasting time karena ngira ada tulisan berbobot eh malah ngebahas diri sendiri. Nggak papalah sekali-sekali curhat!
(NB; padahal curhat terus tiap kali nulis, zahra...zahra...-geleng-geleng kepala)

Ya.. gimana ya?
Oke deh, aku buat tulisan berbobot:

10+10*5-7:4+80%-50= 109,05

Nah, sekian bobot bahan yang akan ditimbang hari ini.

hehe

#kidding

Bangkitlah Hey Kau, Pemuda!

Dunia sedang gempita dengan berbagai isu
Karena dunia, itu isu Internasional
Tapi, Hey! Negerimu juga sedang risuh dengan berbagai prahara!
Dan itu isu lokal, nasional, khusus untukmu!
Pemuda yang menjadi secercah cahaya harapan bangsa!

Bukankah negeri ini kini sedang marak dengan bencana?
Tak hanya itu, hakikatnya bangsa ini sudah di ujung tanduk
Bukan hanya dari sisi keamanan secara fisik yang berupa bencana tadi
Bukan pula hanya dari sisi materiil dengan masih tingginya angka korupsi,
Tapi juga keamanan secara mental berupa infiltrasi kesesatan yang merajalela
Dan, kawan, itu tak terjadi di lapisan bawah!
Itu sedang terjadi di parlemen kita, pemerintah

Ya, ini secara khusus kutujukan untukmu!
Hey Pemuda Islam!
Pemuda ISLAM!
Semua kalian pemuda yang memeluk agama nan mulia ini!

Tidakkah kalian malu?
Negeri ini sedang terjangkiti wabah yang seperti tumor!
Saat kecil mungkin masih tak nampak begitu menyiksa
Tapi saat sudah membesar, ia akan menjadi tumor GANAS yang bisa membunuhmu dalam sekejap mata

Bukankah sudah sangat cukup ulah kalian yang merusak?
Dengan narkoba, freesex, tawuran, malas-malasan, hura-hura dan sebagainya
Kesenangan sementaramu itu hanya tinggal sebentar lagi jika "wabah" ini kian membesar!
Tidakkah kau menangis melihat saudaramu di Suriah?
Mereka harus menanggung beban yang sangat berat!
Jangankan hura-hura, di dalam rumah pun mereka tidak merasa aman!
Kau melupakan Tuhanmu, dan mereka harus berjuang untuk tetap menjaga kalimat tauhid di negeri sana!

Apa bagusnya kau dengan hura-huramu lantas setelah wafat kau tersiksa dengan siksa yang pedih?
Apa bagusnya kau dengan tawa heroikmu lantas api yang mendidihkan otak dari kaki adalah siksa ter-ringan di neraka yang kau dustakan?

Hey, kau Pemuda!
Jika kau sibuk dengan bentrok dan demo dimana-mana,
Mengapa kemampuan bicaramu tak kau gunakan saja untuk berdakwah di jalan Allah?!
Dengan begitu, tauhid di negeri ini bisa terngiang dengan lantang!
Dengan begitu, kemuliaan Robb yang Maha Kaya lah yang terjunjung tinggi?

Ya, wabah yang kusampaikan adalah kesesatan yang Nyata
Syi'ah rafidhah yang masuk ke negeri ini,
Menunggu kau lengah dengan idealitasmu sebagai seorang Mahasiswa Muslim
Mereka hendak memimpin negeri ini dengan kesesatan
Dan bisa jadi, Kasus Suriah akan pindah ke Indonesia

Maka, wahai Pemuda Islam!
Kembalilah pada Tuhanmu, kembalilah pada jalanNya
Pelajarilah agamamu sebelum sugesti dan gaungan kesesatan menyapa logikamu
Lalu kau akan memilihnya dan senang sementara
Tapi tempat kembalimu adalah neraka yang menyala

=Setiap bid'ah adalah sesat dan setiap yang sesat tempatnya neraka=

Ya, Wahai Pemuda!
Kembalilah pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah yang mulia berdasarkan pemahaman para salaf yang shalih!

Benarkah Kecerdasan Mereka?

Bismillah. Dengan nama Allah yang Maha Esa, Maha Kuasa atas segala sesuatu.
dari Google.com

Sejenak saya berpikir, melihat alam semesta yang begitu luas dan melihat manusia yang lalu lalang. Lantas saya mengingat tayangan di Youtube tentang betapa besarnya alam semesta ini. Bumi yang kita anggap besar ternyata begitu kecil dan hanya secuil saja. Ya, kalau mau dilihat dari langit paling atas, tentulah kita, manusia, tak ubahnya hanya seperti atom saja.
Kemudian, saya kembali mengingat-ingat, mengapa saya berpikir demikian? Maksud saya, tak ada angin tak ada hujan, gambaran mengenai alam semesta itu tiba-tiba saja terlintas di benak saya untuk saya telaah. Jujur, saya sebenarnya tidak begitu suka berpikir atau menghafal, karena tiba-tiba saja kepala saya menjadi aneh, seakan saya ingin mengetahui semuanya dan akan berpikir dalam tentang itu, ujung-ujungnya ya sakit kepala.
Tapi, saya kembali ingat (lagi) mengenai firman Allah ta'ala:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," (Q.S Ali-'Imran: 190)
Hanya bagi orang-orang yang berakal! Bahkan di ayat lain akan banyak kita temui kata-kata yang serupa seperti,"... bagi orang yang berpikir.."," bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran..", dsb, dll, dkk. Maa syaa Allah.. Padahal semua manusia punya otak tapi ternyata tak semua mempunyai akal sehat!

Lalu saya kembali memikirkan tentang Islam. Tentang ini, Anda yang punya keyakinan lain (read: agama lain) mungkin akan menyanggah atau tak setuju, tapi saya hanya ingin mengajak Anda berpikir. Hanya itu. Sebab, karena kesombongan yang besar, bisa saja Anda jatuh ke lubang yang paling dalam.
Ini mengenai satu kata yang sering kita dengar, "TUHAN".
Saya merasa aneh dengan mereka yang tidak mengakui adanya Tuhan. Ya, mungkin Anda mengatakan itu adalah hak asasi. Tapi, coba Anda simak kisah berikut ini:
Ada seorang ulama yang janji bertemu dengan seorang atheis. di hari dan waktu yang telah ditentukan, atheis tersebut sudah berada di tempat yang dijanjikan. Beberapa menit berlalu, ulama tersebut tak kunjung datang. Lantas, si atheis tersebut sudah berpikiran buruk tentang ulama tersebut. Hingga akhirnya beberapa puluh menit selanjutnya, saat si atheis sudah sangat marah dan hendak pulang, barulah sang ulama tersebut datang dengan berlari-lari kecil.
Si atheis bertanya," Ada apa Anda ini?" dengan sedikit kesal.
Si ulama menjawab," Maaf, tadi sebelum saya ke sini saya harus melalui sebuah sungai. Nah, untuk menyeberang sungai tadi saya agak kebingungan karena tidak ada jembatan. Kalau memutar akan sangat-sangat jauh. Tiba-tiba, pohon-pohon di sekitar tumbang sendiri dan bergerak sendiri membentuk sebuah sampan! Barulah saya bisa tiba ke sini."
Bertambah marahlah si atheis, ia berkata," Mana Mungkin! Tidak masuk akal sampan itu bisa membentuk sendiri!"
Maka ulama menjawab," Anda lebih tidak masuk akal! Jika sampan yang kecil tersebut harus ada yang membuat dan merakitnya, apalagi alam semesta yang begitu sempurna hitungannya! Apalagi tubuh Anda yang begitu sempurna, pasti ada yang menciptakannya!"
Maka akhirnya si atheis tersebut menyadari kebodohan yang selama ini ia alami.

Ya, kecerdasan apa yang dimliki orang yang tidak mengakui Tuhan?
Jika hanya sekedar kecerdasan melakukan rumus matematika, apakah itu cukup menjadi bekal kecerdasannya jika logika sehatnya tak jalan? Padahal matematika membutuhkan logika pula?!

Maka, pikirkanlah kembali tentang alam semesta, tentang tumbuhan yang begitu ajaibnya dapat menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, tentang tubuh yang begitu sempurna pengaturannya, tentang pergantian siang dan malam yang penuh dengan aturan yang akurat, dan tentang-tentang lainnya yang akan berujung pada satu titik yaitu, semua itu PASTI ada yang menciptakannya, Dialah Dzat Yang Maha Besar yang Maha Kuat, Maha Perkasa, Allah 'azza wa jalla.

Ada juga...
Ya, mengaku Tuhan itu ada. Sayangnya, mereka mengatakan bahwa Tuhan itu 2, atau 3. Pertanyaannya, Sebenarnya hakikat penyandaran kata Tuhan itu pada apa? Bukankah pada sesuatu YANG MAHA BERKUASA? Bukankah PADA PENCIPTA ALAM SEMESTA? Lalu, mengapa Tuhan harus 2 atau 3 dan bukannya CUKUP SATU saja? Mengapa mereka menyandarkan diri pada "sesuatu" yang juga bersandar pada yang lain? Contohnya, batu. Bukankah batu itu tidak dapat melakukan apa-apa? Bergerak saja tidak bisa apalagi jika harus memberikan kebaikan atau keburukan pada seseorang? Atau mengapa mereka menganggap "manusia" sebagai Tuhan?! Padahal manusia seperti kita! Tidak berkuasa penuh atas diri kita. Jika ada yang membantah, coba penuhi syarat saya," Bisakah Anda menjamin untuk menolak kematian jika ia mendatangi Anda?" Setiap manusia akan mati. Bukan saja manusia, seluruh yang bernyawa PASTI mati pada waktunya masing-masing. Lalu, mengapa mereka menjadikan itu sebagai Tuhan?

Maka, ketika kita menanyai hati kecil kita, ketika kita melihat alam semesta, memikirkan tentang diri kita, maka tahulah kita BAHWA Tuhan adalah Dzat yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu, TIDAK MEMERLUKAN apapun atau siapapun, TIDAK MUNGKIN sama dengan kita atau makhluk yang kita lihat tapi Dia lebih MULIA dan AGUNG.
Lalu, coba kita melihat sejarah, melihat pula masa kini, tanda-tanda pengenalan tentang Tuhan ini ada!
Ada sebuah kitab yang sempurna, yang terjaga BAHKAN selama 14 abad lamanya! Dan juga, kebenaran kitab ini telah terbukti! Para ilmuwan banyak yang kemudian memeluk agama yang sungguh mempercayai sepenuhnya SATU Tuhan saja untuk diibadahi. Ya, itulah kitab Al-Qur'an. Kitab yang diturunkan pada seorang Nabi yang tidak dapat membaca dan menulis, maka bagaimana bisa Al-Qur'an itu dibuat olehnya? Sungguh, AL-Qur'an itu diturunkan oleh Allah ta'ala, Robb, Tuhan yang Maha Esa, Maha Perkasa, Maha Kuasa, Tidak membutuhkan apa-pun, dan cukuplah tanda-tandaNya di banyak hal di dunia ini.

Dan inilah, kecerdasan yang hakiki...

Hanya mengajak orang yang mau meneliti kebenaran sejati...
Wallohu 'alam.

Kekuatan Sebuah Keyakinan

Dari Google.com
Aku teringat kisah mereka, yang tunduk dalam ketaatan, besar atas kekuatan sebuah keyakinan, pada siapa lagi jika bukan pada pencipta-Nya.
Di suatu saat, cuaca yang cukup panas luar biasa, segerombol manusia tengah bersusah payah mencangkul dan menggali tanah yang mereka pijak. Suasana yang sangat menyengat tak ayal membuat mereka kepayahan. Salah seorang dari mereka yang wajahnya bercahaya, lebih indah dari rembulan, yang juga pemimpin mereka  ikut merasakan kesusahan yang dirasakan oleh semua yang turut bekerja saat itu. Keadaan tanah yang keras pada akhirnya membuat beberapa orang dari gerombolan itu menemui pemimpin mereka. Maka berkatalah beliau,"Bismillah..." lalu menghantam tanah yang keras itu dengan sekali hantaman," lalu beliau melanjutkan," Allah Maha Besar, aku diberi tanah Persi. Demi Allah, saat ini pun aku bisa melihat Istana Mada'in yang bercat putih". Kemudian beliau menghantam untuk ketiga kali,"Bismillah.." Maka hancurlah sisa tanah yang keras tersebut dan beliau kembali berkata,"  Allah Maha Besar, aku diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah, saat ini pun aku bisa melihat pintu-pintu gerbang Shan'a"

Ya, itu adalah sepenggal kisah Perang Ahzab atau yang kita kenal dengan nama Perang Parit, kisah Rasulullah dan para sahabat beliau kala menggali parit. Saat itu kaum Muslimin masih dalam kondisi yang cukup memprihatinkan dari segi jumlah. Sekutu mereka pun sedikit, apalagi Yaman dan Persi saat itu masih menjadi musuh kaum muslimin. Lantas, mengapa Rasulullah saat itu berkata demikian? Mungkin saja kala itu, beliau ingin menggembirakan kaum muslimin juga membangkitkan semangat mereka dengan menyampaikan hal tersebut. Tapi, tetap saja, bukankah saat itu kedua negeri tersebut BELUM menjadi milik kaum muslimin? Namun keyakinan mereka akan janji rasul-Nya tetap membuat kaum muslimin bergembira dan bersemangat.
Beberapa lama setelah kabar gembira itu, banyak sahabat yang berusaha menjadikan hal tersebut menjadi kenyataan hanya bermodalkan keyakinan yang besar akan janji Rasulullah. Namun nihil. Tak ada dari mereka yang berhasil.
Lantas, apakah itu membuat generasi berikutnya mundur dan hilang keyakinan mereka?
Oh... TIDAK!
Bahkan beberapa generasi setelah itu, upaya untuk merealisasikan janji tersebut terus digencarkan.

Ya, lama... lama setelah itu, bahkan puluhan atau ratusan tahun berlalu, tetap saja kaum muslimin masih menetapi usahanya atas janji Rasulullah. Bukan saja untuk mendapatkan kota besar tersebut, tetapi mereka mengejar janji yang lebih mulia dari itu, yaitu menjadi sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik pasukan.

“Sungguh (pasti) Qasthanthiniyah (Konstantinopel) akan di taklukkan, maka sungguh sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukannya" (HR. Ahmad)

Ya, janji itu ternyata memang BENAR. Keyakinan itu ternyata memang TEPAT. Tahun 857, 800an tahun setelah wafatnya Rasulullah ternyata barulah kota itu sungguh jatuh ke tangan kaum Muslimin, kita mengenal penakluknya sebagai Sultan Muhammad Al-FAtih.

Di lain waktu, ada pula janji lain yang Rasulullah sampaikan. Bahwa Islam pasti akan berjaya dan menguasai jazirah Arab. Orang-orang yang ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya lantas tertawa tapi tidak sama halnya dengan kaum muslimin. Mereka teguh dan maju dengan keyakinan besar akan janji Allah ta'ala pada Rasul-Nya. Walau bersusah payah selama 23 tahun berjuang, pada akhirnya jazirah Arab sungguh menjadi kekuasaan kaum Muslimin untuk menegakkan kalimat-kalimat Allah ta'ala.

Ya, kekuatan sebuah keyakinan... yang mereka sandarkan hanya pada pencipta-Nya.
Dan tentulah keyakinan kaum muslimin akan jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang ingkar. Sebab sandaran mereka ialah Dzat yang tidak pernah menyalahi janji.
Allah berfirman yang artinya,"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah." (Q.S Faathir: 5)
"Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan."(Q.S Al-Ahzab: 22)

Ini adalah contoh yang nyata dari kisah-kisah orang terdahulu dan mereka telah mendapat pertolongan sebagai janji yang benar dari Allah.
Maka YAKINLAH! Yakinlah hanya pada-Nya! Sebab jika engkau masih ragu pada-Nya, maka kepada siapa lagi engkau akan yakin? Sedang hanya Allah saja yang Maha Kuasa lagi Maha Perkasa, Maha Melihat lagi Maha Mendengar.
"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (Q.SYuunus: 31)

Lagipula... Jika engkau tak yakin maka tak ada juga yang engkau dapatkan..

Allah Menyayangimu...

Ada suatu masa saat kita merasa sendiri. Ya, walau tak bermakna harfiah, tetapi perasaan yang terajut adalah sepi. Masalah pun kian menghampiri. Bukan saja masalah eksternal, yang terberat ialah masalah hati. Tapi, mungkin di saat-saat seperti itulah, ada sejumput kasih sayang-Nya untukmu jika engkau mau memikirkan dengan seksama.
Dari google.com
"Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala." (Q.S Al-Mulk:10)
Ya, sekiranya mereka yang sedang terpuruk mau merenungkan firman-firman Allah ta'ala yang merupakan peringatan-Nya... dan juga merenungkan hakikat mengapa ia diberikan sebuah beban yang begitu berat terasa oleh hatinya... tentulah mereka akan mendapat surga nan indah. Karena kecintaan itu sungguh hanya untuk-Nya.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?"(Q.S Al-Ankabuut:2)
dan di ayat lain Allah ta'ala berfirman:"
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Q.S Al-Baqarah: 214)

Ya, ujian demi ujian; cobaan demi cobaan; kesedihan demi kesedihan bukanlah indikasi Allah ta'ala memojokkan kita! Itu adalah tanda bahwa Allah ta'ala ingin menghapus kesalahan-kesalahan kita. Dan jika kita bersabar, pahala tanpa batas adalah balasan kita.
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar"(Q.S Al-Baqarah:155)

Itu adalah tanda bahwa Dia sungguh menyayangimu dengan cara-Nya.

Dan siapakah lagi yang lebih mengetahui tentang diri kita selain Dia? Sedang Dia telah menetapkan janji-Nya "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..."(Q.S Al-Baqarah:286)
Sebagaimana kita menonton film-film yang seakan menggambarkan peran seorang guru dalam membentuk potensi anak (Taare Zamen Par) atau seorang pelatih yang akan memberi treatment tertentu untuk personilnya agar bisa mengeluarkan bakat sepenuhnya, jauh lebih dalam Allah ta'ala yang menciptakan kita pun sedang melatih kita, membentuk kita, tidak lain dan tidak bukan tentunya untuk menjadi hamba yang bertakwa, yang mencintai dan dicintai-Nya. Tentu hal ini butuh 'kelulusan'. Bukankah olimpiade saja butuh tes-tes tertentu menguji kelayakan untuk mencapai tingkat berikutnya? Begitu pula dengan tes-tes dari Allah ta'ala yang ingin menaikkan level takwa kita!

So, ketahuilah! Allah menyayangimu...

Pages