Explanation on Behavior


Maybe this isn't always be right.
But sometimes, somehow, people take advices or realization by drama in their lifes. Or, a sad story which plays in their head and they as the main role.
Human.
We ourselves cannot describe it well, is it good, is it evil. People who speculate about the being said "it depends on the person". Yeah, depending. Proability.
But, what could actually, exactly, tell us about why people choose. Why can they choose. Because of the brain. Then, tell me. Why is it two persons who lived in the same environment, and even maybe they are twins, identical, everything in the same condition and the same amount, weight, and type of the brain. But, why is it they have another differences, in their likes, their dislikes, their hobby. And maybe many more in psychlogical aspects.
Mindset.
What is it so wrong in about mindset? The way people choose their mindset, the way they act and do something, It's not about DNA. Or at least, DNA is just playing a really small role.
Can you explain?


Well,
There are people who do not believe in God. Ironically, they even a scientist. They said that God is not a logic thing. It's not a real.
For me, I believe in God. I believe in Allah ta'ala. I believe, because Allah is the only logic answer of all questions which pop up in my mind.
I may not as smart or brilliant as those mad scientist. But, I know one, in this case, I am more better than them.
Why don't they learn qur'an?

Happiness is

Sometimes, there was feeling linger in my heart, whispering in silence, about my life, about my will, about the purpose I want to reach.
Anger, sadness, annoyance, then changed to happiness in a blink of eyes.
It's just when we REMEMBER Allah ta'ala, the only God. When we read the Ketaabullah, Qur'an. Then, we knew, Allah was listening to our most quiet whisper in our heart. Allah knew what's best to us, even for the badness we got, that's still the best gift to make us strong and also to GO BACK to Allah.

Happiness is Islam
Alhamdulillah

Perlengkapan Ibu dan Anak

Assalamu'alaykum bunda sekalian.
Baiklah, untuk hari ini mungkin adalah edisi shopping perlengkapan anak terjamin yah. Jujur aja, aku tahu banget kalau sebagai seorang ibu tentunya menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Walaupun aku sendiri belum punya anak tapi yah aku juga suka kok sama anak-anak, hehe. Nah, tentunya para bunda menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu, menjadi anak yang shalih dan shalihah adalah harapan utama. Alhamdulillah, aku adalah marketer untuk Toko Salatiga.
Toko Salatiga juga menawarkan berbagai perlengkapan ibu dan anak serta buku parenting  yang in sya Allah akan bermanfaat bagi Bunda. Yang perlu bunda tahu, aku cuman Marketer, jadi dari pihak bunda, aku nggak ngambil keuntungan apa-apa. Hanya sebagai penyedia informasi dan perantara penyampaian info dan pesanan. Nah, belakangan ini memang orang-orang lebih tertarik menjadi dropshipper, tetapi hal itu sudah dikaji secara hukum dalam agama mengenai hal ini dan memang sistem dropshipper kesannya bakalan merugikan pihak produsen juga.
Baca lebih lanjut: http://pengusahamuslim.com/review-majalah-pm-1703/
Jadi, aku juga ingin berlaku jujur sebagai marketer yah, kalau masalah harga, bunda bisa cek-cek harga di toko lain bahkan mungkin dari produsennya langsung, dan itu adalah hak perogratif bunda untuk memilih toko. Tentunya bunda menginginkan harga yang murah dan kualitas yang bagus. Adapun di toko salatiga, yang dapat kami sampaikan adalah orang-orang yang amanah in sya Allah. Berusaha menjaga kepercayaan pelanggan dan selama ini telah terbukti. Dan juga, dengan membeli di toko ini melalui aku, bunda juga sebenarnya tengah membantuku :).
Oh, ya. Harga ini tidak termasuk ongkos kirim alias ongkir bunda yang tanggung dengan origin: Semarang.

1. Popok kain alias Cloth Diaper
Harga: 84.000




Harga: 84.000 GG B-Dipe







Harga 84.000

Harga 84.000

Beberapa motif lain masih tersedia. Pembelian min 6 pcs/tipe diskon 5.000/pcs
2. Buku Bantal
Harga: 35.000

Harga : 35.000

Harga: 35.000

Harga: 35.000

Harga: 35.000
Beberapa judul masih juga tersedia.
3. Buku Parenting
Harga: 32.000

Harga: 25.000

Harga: 70.000

Harga: 30.000
Ada pula buku-buku lain.

Baiklah memang aku cuman ngasih sampel aja dari barang-barang Toko Salatiga. Jadi, bunda mungkin bisa bertanya atau info lebih lanjut:
pin BBM: 74A0C266

Terima kasih

Uang pun Membeli Kebahagiaan



Sumber: Republika.co.id
Di dalam kehidupan, setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan. Namun demikian, makna dan arti kebahagiaan akan berbeda alias relatif bagi masing-masing mereka. Saking pentingnya kebahagiaan dalam hidup seseorang, banyak buku yang membahas mengenai masalah ini. Sebut saja The Happiness Project (Gretchen Rubin), The Happiness Hypothesis (Jonathan Haidt), Stumbling on Happiness (Daniel Gilbert); dari Indonesia seperti Sabar dan Syukur “bikin hidup lebih bahagia” (Yunus Hanis Syam), Surga dan Bahagia (dr. Inca H. Bintang), Bahagia itu Sederhana (Tukiyo Suryo Atmojo), dan masih banyak lagi. Bukan hanya itu, bahkan quote yang unik-unik pun dibuat untuk menunjukkan cara mereka memandang kebahagiaan. Contohnya seperti pada akun twitter Happiness is (@damnhappyyy) yang bahkan membuat plesetan sederhana tentang kebahagiaan. Secara alamiah, memang manusia sangat ingin merasakan ketentraman di dalam hatinya dan kebahagiaan seakan menjawab semuanya. Lalu, siapa pula yang menyangka bahwa uang pun dapat membeli kebahagiaan?
Selama ini kita mendengar perkataan orang-orang bahwa uang tidaklah dapat membeli semuanya, terutama kebahagiaan. Tapi, seperti apa maksud “uang membeli kebahagiaan”? Kebahagiaan seperti apa yang dibeli? Mari kita simak beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait hubungan uang dan kebahagiaan yang dilansir dari medicaldaily.com.
Para peneliti pada 27 Februari lalu  menghadiri symposium di Long Branch, Calif, untuk menemukan dan membahas mengenai masalah ini. Simposium yang diadakan dengan tema “Happy Money 2.0: New Insight Into The Relationship Between Money and Well-Being” merupakan acara yang dilakukan untuk merayakan 16 tahun Social Psychology dan Society for Personality. Pada kegiatan ini, dijabarkan 4 paper penelitian yang secara sederhana bertujuan untuk menjawab apakah uang bisa atau tidak membeli kebahagiaan.
Studi 2014 yang dipublikasikan pada Journal of Positive Psychology sebelumnya telah menjawab pertanyaan ini setelah mereka menemukan bahwa orang yang menghabiskan uangnya untuk merasakan pengalaman lebih bahagia daripada menghabiskannya untuk barang-barang material atau properti mewah.  Amit Kumar seorang mahasiswa doctoral Program Psikologi di Cornell University yang mengemukakan lebih lanjut alasan hal ini, yaitu perasaan antisipatif untuk pembelian pengalaman cenderung lebih menyenangkan, tidak terburu-buru dibandingkan perlengkapan atau property mewah  yang kita inginkan untuk dibeli. Hal yang serupa disebutkan oleh Jordi Quoidbach menemukan bahwa harta dan kekayaan yang berlimpah dapat meruntuhkan apresiasi dan mengurangi emosi positif yang dialami pada kehidupan sehari-hari. Anda tahu: banyak uang, banyak masalah. Dalam hal ini uang dalam bentuk property akan tersimpan secara simbolis yang menunjukkan kelimpahan harta si pemilik. Berbeda dengan pengalaman yang tersimpan secara emosional.
Hal ini juga senada disebutkan oleh peneliti dari Harvard Business School, University of Manheim, dan Yale University yang menunjukkan bahwa peningkatan kekayaan tidak seimbang dengan peningkatan kebahagiaan. Faktanya, peneliti berspekulasi bahwa kebahagiaan secara negative berbanding dengan pendapatan.
Pada sebagian besar kasus, menghabiskan uang untuk pengalaman mengarahkan pada kebahagiaan lebih. Lagipula item-item material suatu saat akan rusak.
Menanggapi masalah ini, sekali lagi, tiap orang memiliki kecenderungan tertentu tetapi hidup sederhana memang jauh lebih menentramkan dan menyenangkan, bukan? Teringat dengan seorang Presiden di Uruguay, Jose Mujica, yang dijuluki “Presiden Termiskin di dunia” karena hidupnya yang sederhana. Memberikan uang untuk pengalaman berbagi, pengalaman berharga akan memberikan dampak kebahagiaan pada yang member pula.
Jadi, Apakah Anda siap membeli kebahagiaan?
http://www.medicaldaily.com/money-my-mind-spending-future-experiences-leads-greater-happiness-well-being-323808

Ini salah satu artikel yang sebagian besar isinya adalah terjemahan. MINAT JASA TRANSLATER MURAH ENG-INDO, INDO-ENG. Bisa Nego. email: fatimah.zahra9@gmail.com
:)

Antara Ikan dan Pohon

Bismillah.
Bagaimana kabarnya?
Mudah-mudahan wajahnya senantiasa dihiasi senyuman dan hatinya diliputi kebahagiaan.

Yah, postingan sebelumnya aku udah mulai masuk ranah Farmasi. Perkenalan singkat tentang Farmasi walupun "mungkin"" pada akhirnya adik-adik atau teman-teman malah tambah nggak mengerti. Hehe.
Ya, itulah kehidupan, banyak yang tidak kita mengerti.

 Baiklah, ngomong-ngomong soal kuliah, sekarang mungkin adalah masa-masa penuh tantangan yang mendebarkan bagi setiap insan perkuliahan. Walaupun kesannya lebuay, tapi memang. Percayalah. Hehe.
Ya, sementara mengurus-mengurus sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan gelas sarjana (*ups salah), gelar sarjana maksudnya. Mungkin terkesan terlambat bagi mereka yang merasa kemudaan lulus (soalnya, udah ada beberapa rekan sejawat-eh- yang mendahuluiku, bukan mendahului ke alam sana ya, hiks-read). Tapi, tidak mengapa. Kau tahu, tiap orang memiliki potensi, petisi, prokrastinasi (eh), ehm tribulasi maksudnya, sendiri-sendiri. Yah, ada memang yang dari awal memiliki tekad yang kuat, telah menetapkan mimpinya jauh sebelum orang lain memikirkannya, ada pula yang sembari berjalannya waktu, barulah ia tahu bahwa ia bukanlah monyet tetapi ikan.
Maksudnya? Hehe, bukannya mau ngehina. Perrnah dengar 'kan pepatah, seekor ikan tak akan pernah berhasil memanjat pohon. Atau yah kurang lebih pepatah yang demikian lah. Maksudnya, saat kita tak menyadari potensi, kita ingin meraih segalanya, menjadi "potensi orang lain", menjadi bukan diri kita sendiri. Karena bahkan, kita tak mengenal siapa diri kita.
Nah, kurang lebih seperti itulah yang kualami, menjadi Fase kedua.
Kesyukuranku yang sangat besar adalah karena Ilmu Agama menyelamatkanku dari menjadi pribadi yang putus asa menjadi orang yang selalu mengambil pelajaran.

Hidup itu belajar. Belajar bahkan dari pelajaran terpahit dalam hidup kita. Saat kita mencoba untuk mencari tahu karakter kita, mencari tahu potensi dan kesempatan yang mungkin untuk kita dapatkan walaupun pada akhirnya JATUH karena berbagai alasan dan kendala.
Tetapi, kau tahu, saat Allah berfirman, "Maka sesunguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Bersama kesulitan itu ada kemudahan" (QS 94:5-6), dan kau mencoba MEMBUKA MATA HATIMU. Mencoba melihat segala kebaikan Allah ta'ala dan PERCAYA tentang hal itu. Maka tiba-tiba kau tahu, bahwa solusi ternyata terbuka lebar, bahwa dunia ini tidaklah selebar daun kelor, bahwa kau memang sangat membutuhkan-Nya untuk menuntunmu.

Dan dari situlah, aku belajar banyak. Walaupun aku tahu, sebagai seorang anak muda (hehe, masih muda lah) ke depannya aku  pasti masih harus banyak belajar lagi. Maka biarlah ini menjadi reminder ku kelak. Aku belajar, bahwa mimpi yang selama ini kita cari, potensi yang selama ini kita cari, sebenarnya sudah ada di sana. Tentang mimpi, maka kau hanya PERLU MENETAPKANNYA sekarang. Tentang potensi, kau hanya HARUS MENGASAHNYA lebih dalam. Aku yakin tiap kita sudah memiliki sesuatu yang kita sadari sebagai sebuah kelebihan, sekecil apapun itu!!! Tetapi, ketika kita mengasahnya untuk mencapai mimpi, maka itu akan membuat kita seperti naik JET. Yah, setidaknya jet akan lebih cepat.
Album pribadi: mimpi dan cita

Memang untuk mimpi jangka panjang, aku belum bisa berkata banyak, tetapi, untuk mimpi-mimpi jangka pendek, Allah telah memudahkannya untukku. Maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah!!!
Kau tahu kan, kalau Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam pernah bersabda, "Jika ingin bercita-cita, bercita-citalah Surga Firdaus!" Surga tertinggi. Kenapa? Karena cita-cita tinggi yang jelas akan memotivasi lebih kuat.
Rasulullah tidak hanya mengatakan raihlah surga, karena hal itu akan seperti--> saya mau sukses. Kenapa? Ya, surga itu banyak. Bahkan surga terendahpun surga, bahkan menjadi orang terakhir masuk surga pun ya masuk surga juga. Sama seperti orang yang mengatakan cita-citanya hanya untuk sukses. Ya, nonton TV di rumah pun sebenanrnya sukses, sukses nonton TV. Sukses itu banyak! Dan ketidakjelasan hanya akan membuat kita linglung.
Berharaplah surga firdaus! Supaya memotivasi kita untuk senantiasa beramal sebaik-baiknya, memperbaiki keikhlasan sebaik-baiknya, menjadi orang yang paling bertakwa. Bukankah itu mulia? Dan jauh lebih memotivasi dibanding hanya sekedar menginginkan surga, sekedar keinginan sehingga usahanya pun seadanya?
Begitupula untuk meraih kesuksesan di dunia ini.
Kenapa harus sukses di dunia?
Karena ummat Islam memang harus berjaya!

Hanya saja ya perlu ingat, bahwa AKHIRATlah tujuan dan yang ada di hati kita. Maka dunia akan mengikut.

Jadi ya:
No 1. Akhirat
Selanjutnya-->dunia ngikut. Tapi kita butuh usaha juga. Jadi ya, kita juga perlu menetapkan cita di dunia kita. Minimal yah planning. :)
Jadi antara Ikan dan Pohon, yah, untuk meraih cita yang udah kita tetapkan, ya itu tadi, kalau kamu ikan ya sadar aja kalau tempatnya di air dan jangan mau ikut-ikutan monyet manjat-manjat pohon. Moga dimengerti yah. Hehe

Wallohu 'alam
Sumber: Google image, shutterstock

*kritik dan saran sangat diharapkan. Let's share.

Pages