Antara Ikan dan Pohon

Bismillah.
Bagaimana kabarnya?
Mudah-mudahan wajahnya senantiasa dihiasi senyuman dan hatinya diliputi kebahagiaan.

Yah, postingan sebelumnya aku udah mulai masuk ranah Farmasi. Perkenalan singkat tentang Farmasi walupun "mungkin"" pada akhirnya adik-adik atau teman-teman malah tambah nggak mengerti. Hehe.
Ya, itulah kehidupan, banyak yang tidak kita mengerti.

 Baiklah, ngomong-ngomong soal kuliah, sekarang mungkin adalah masa-masa penuh tantangan yang mendebarkan bagi setiap insan perkuliahan. Walaupun kesannya lebuay, tapi memang. Percayalah. Hehe.
Ya, sementara mengurus-mengurus sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan gelas sarjana (*ups salah), gelar sarjana maksudnya. Mungkin terkesan terlambat bagi mereka yang merasa kemudaan lulus (soalnya, udah ada beberapa rekan sejawat-eh- yang mendahuluiku, bukan mendahului ke alam sana ya, hiks-read). Tapi, tidak mengapa. Kau tahu, tiap orang memiliki potensi, petisi, prokrastinasi (eh), ehm tribulasi maksudnya, sendiri-sendiri. Yah, ada memang yang dari awal memiliki tekad yang kuat, telah menetapkan mimpinya jauh sebelum orang lain memikirkannya, ada pula yang sembari berjalannya waktu, barulah ia tahu bahwa ia bukanlah monyet tetapi ikan.
Maksudnya? Hehe, bukannya mau ngehina. Perrnah dengar 'kan pepatah, seekor ikan tak akan pernah berhasil memanjat pohon. Atau yah kurang lebih pepatah yang demikian lah. Maksudnya, saat kita tak menyadari potensi, kita ingin meraih segalanya, menjadi "potensi orang lain", menjadi bukan diri kita sendiri. Karena bahkan, kita tak mengenal siapa diri kita.
Nah, kurang lebih seperti itulah yang kualami, menjadi Fase kedua.
Kesyukuranku yang sangat besar adalah karena Ilmu Agama menyelamatkanku dari menjadi pribadi yang putus asa menjadi orang yang selalu mengambil pelajaran.

Hidup itu belajar. Belajar bahkan dari pelajaran terpahit dalam hidup kita. Saat kita mencoba untuk mencari tahu karakter kita, mencari tahu potensi dan kesempatan yang mungkin untuk kita dapatkan walaupun pada akhirnya JATUH karena berbagai alasan dan kendala.
Tetapi, kau tahu, saat Allah berfirman, "Maka sesunguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Bersama kesulitan itu ada kemudahan" (QS 94:5-6), dan kau mencoba MEMBUKA MATA HATIMU. Mencoba melihat segala kebaikan Allah ta'ala dan PERCAYA tentang hal itu. Maka tiba-tiba kau tahu, bahwa solusi ternyata terbuka lebar, bahwa dunia ini tidaklah selebar daun kelor, bahwa kau memang sangat membutuhkan-Nya untuk menuntunmu.

Dan dari situlah, aku belajar banyak. Walaupun aku tahu, sebagai seorang anak muda (hehe, masih muda lah) ke depannya aku  pasti masih harus banyak belajar lagi. Maka biarlah ini menjadi reminder ku kelak. Aku belajar, bahwa mimpi yang selama ini kita cari, potensi yang selama ini kita cari, sebenarnya sudah ada di sana. Tentang mimpi, maka kau hanya PERLU MENETAPKANNYA sekarang. Tentang potensi, kau hanya HARUS MENGASAHNYA lebih dalam. Aku yakin tiap kita sudah memiliki sesuatu yang kita sadari sebagai sebuah kelebihan, sekecil apapun itu!!! Tetapi, ketika kita mengasahnya untuk mencapai mimpi, maka itu akan membuat kita seperti naik JET. Yah, setidaknya jet akan lebih cepat.
Album pribadi: mimpi dan cita

Memang untuk mimpi jangka panjang, aku belum bisa berkata banyak, tetapi, untuk mimpi-mimpi jangka pendek, Allah telah memudahkannya untukku. Maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah!!!
Kau tahu kan, kalau Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam pernah bersabda, "Jika ingin bercita-cita, bercita-citalah Surga Firdaus!" Surga tertinggi. Kenapa? Karena cita-cita tinggi yang jelas akan memotivasi lebih kuat.
Rasulullah tidak hanya mengatakan raihlah surga, karena hal itu akan seperti--> saya mau sukses. Kenapa? Ya, surga itu banyak. Bahkan surga terendahpun surga, bahkan menjadi orang terakhir masuk surga pun ya masuk surga juga. Sama seperti orang yang mengatakan cita-citanya hanya untuk sukses. Ya, nonton TV di rumah pun sebenanrnya sukses, sukses nonton TV. Sukses itu banyak! Dan ketidakjelasan hanya akan membuat kita linglung.
Berharaplah surga firdaus! Supaya memotivasi kita untuk senantiasa beramal sebaik-baiknya, memperbaiki keikhlasan sebaik-baiknya, menjadi orang yang paling bertakwa. Bukankah itu mulia? Dan jauh lebih memotivasi dibanding hanya sekedar menginginkan surga, sekedar keinginan sehingga usahanya pun seadanya?
Begitupula untuk meraih kesuksesan di dunia ini.
Kenapa harus sukses di dunia?
Karena ummat Islam memang harus berjaya!

Hanya saja ya perlu ingat, bahwa AKHIRATlah tujuan dan yang ada di hati kita. Maka dunia akan mengikut.

Jadi ya:
No 1. Akhirat
Selanjutnya-->dunia ngikut. Tapi kita butuh usaha juga. Jadi ya, kita juga perlu menetapkan cita di dunia kita. Minimal yah planning. :)
Jadi antara Ikan dan Pohon, yah, untuk meraih cita yang udah kita tetapkan, ya itu tadi, kalau kamu ikan ya sadar aja kalau tempatnya di air dan jangan mau ikut-ikutan monyet manjat-manjat pohon. Moga dimengerti yah. Hehe

Wallohu 'alam
Sumber: Google image, shutterstock

*kritik dan saran sangat diharapkan. Let's share.

0 komentar:

Posting Komentar

Pages