Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label curhat. Tampilkan semua postingan

Terkadang~

Terkadang sesuatu itu sudah baik, hanya saja, orangnya belum tepat. Bukan berarti sesuatu itu harus diubah karena memang di carut-marutnya dunia ini, kita tetap butuh sosok yang teguh dengan idealitas. Mungkin, mengelola orangnya itu yang perlu dikaji ulang. Sebab boleh jadi, orang itu tepat untuk hal yang lain. Ya, bagaimanapun, pengorbanan harus dilakukan walau sama-sama baik.

#curcol #lagi

Pekerjaan Berat Seorang Pendidik

Bismillah. Ashshalaatu was salaamu 'alaa Rasulillah. Amma ba'du.

Pendidik bukan sebuah pekerjaan ringan, apalagi jika anak didik adalah mereka yang sedang berada di masa-masa emas penanaman didikan. Usia pra-sekolah menjadi salah satu usia emas untuk penerapan beberapa prinsip hidup, dan ini menjadi sebuah tantangan. Yang menjadi perhatian besar saya adalah bahwa seorang pendidik (guru, ustadzah, dsb) bukan hanya sebagai media penyalur ilmu saja, tetapi memiliki tanggungjawab yang besar. Bagi saya, saat orang tua menitipkan anak-anaknya pada saya untuk diajarkan pelajaran-pelajaran sekolah yang sudah menjadi kesepakatan maka seketika hati saya menjadi bergetar, perasaan saya tidak enak dan selalu timbul kecemasan. Pertanyaan utama yang sering menggelayut dan menghantui saya adalah,
"Bisakah saya mendidik anak mereka sebagaimana yang dicintai oleh Allah ta'ala?" atau "Bisakah saya mendidik mereka sesuai yang orangtua mereka inginkan?"
Anak-anak adalah titipan yang Maha Kuasa untuk kita arahkan menuju hal-hal yang Dia cintai dan ridhai, menjadi manusia yang berkualitas dan intelektual dari sisi yang lebih menyeluruh (holistik). Dan di sinilah tanggung jawab yang besar itu terjadi. Ketika orang tua telah dengan berani menitipkan anaknya kepada para pendidik maka seketika itu pula beribu pekerjaan sedang menanti pendidik. Karena pendidik tak hanya sekedar mentransfer ilmu tetapi menanamkan berbagai nilai yang nantinya akan menjadi karakter anak didiknya.
Ada sebuah statement yang saya lupa sumbernya darimana, pernyataannya tak lebih seperti ini:
"Anak-anak tak pernah baik mendengarkan perkataan kita, tapi mereka tak pernah salah dalam mencontoh perbuatan kita"
Maka ini berarti bahwa persiapan mental dan fisik harus benar-benar (sungguh-sungguh) dipersiapkan oleh seorang pendidik jika memang ingin menghasilkan anak didik yang berkualitas. Saya pernah membaca kalau tidak salah, "seorang murid akan ditentukan dari gurunya". Terlebih lagi jika durasi belajar atau interaksi di sekolah lebih banyak daripada di rumah, maka sekolah sebagai rumah kedua harus menyediakan hal-hal yang lebih komprehensif, salah satunya adalah pendidik yang juga mampu berperan sebagai seorang ibu.
Jujur saja, saya belum merasakan bagaimana nikmatnya menjadi seorang istri dan ibu, tetapi melalui pekerjaan ini saya belajar bahwa pekerjaan yang menanti saya bukanlah sebuah pekerjaan biasa, melainkan sebuah pekerjaan yang sangat luar biasa. Karena dari rahim dan tangannyalah akan lahir generasi yang menentukan masa depan bangsa. Dan semua sisi akan turut berperan, salah satunya adalah memilih guru dan pendidik untuk anak-anak kita.

Allahul musta'an.
Ya, Allah mudahkan jalanku menghasilkan generasi gemilang. :')

Pada Jarak Waktu

Pada jarak waktu yang mengilat
Menyilau mata kala tergesa
Menyisa tanya
Meminta asa

Pada jarak waktu yang mengilat
Mencari kata mewakil jiwa
Menggenang atau tenggelam
Senang atau padam

Pada jarak waktu yang mengilat
Dalam hati berintih-rintih
Menatap jauh ilusi
Merasa kini

Hmh, pada jarak waktu yang mengilat

Ada yang Terlarang

Assalamu'alaykum...
Apa kabar semuanya? Semoga aja tetap cerah ceria seperti biasa yah.
Hemmm.... banyak yang terjadi sebulanan ini. Semua dimulai dari bulan Ramadhan kemarin. Oh, ya. btw, gimana kabar Ramadhannya kemarin? Ada cerita seru kah, sedih kah, senang kah, atau.... jangan-jangan horor ya?
Horor? Oh, no! Misalnya: tiba-tiba disuruh ngampus.
Nah, itu horor tuh!

Gimana nggak horor orang yang disuruh masih di pedalaman nun jauh di sana tanpa alat komunikasi tiba-tiba kok tahu disuruh ngampus? Bisikan jin kali ya?
Hehe. Contoh...

Ya, sebenarnya bukannya aku nggak nulis lagi. Cuman sarana tumpahan emosiku (eh?) bukan lagi padamu blog, kekekeke. Maaf ya jadi berkhianat gini. (ckckck). Anggaplah itu intermezzo.

Nah, ada yang terlarang!
Apa kira-kira????

Ayo tebak....!!!


Sedikit lagi....







Yang terlarang adalah................



Bukunya Ippho yang judulnya 13 Wasiat Terlarang! Hehe.
Ya, baru aja aku baca bukunya dan asli inspiratif dan kocak banget. Udah ada yang pernah baca? Sebenarnya bukan cuman dari sisi bisnisnya aja, tapi sisi-sisi dalam menjalani hidup pun bisa kita praktikkan. Walaupun sebenarnya mau nggak mau kita bakal bisnis juga sih. Paling nggak yang PNS tuh bisnis jasa. Iya kan? Dan pantesan aja kalo bukunya best seller, Isinya juga kadang rada kagak mengerti soalnya pake bahasa planet (planet bumi-read). Tapi paham deh tentang kananisasinya kang Ippho.

Well, aku nggak ada niat cerita sesuatu sih hari ini. Cuman pengen bagi info ini aja. Oh, ya, baru inget. Tadi aku lihat buku keren abis tentang jurus kuliah di luar negeri! Asli promosinya bagus banget dan murah (maksudku yah lumayan terjangkau lah ya), Siapa tahu ada yang nyari, penerbitnya Inspira. Aku juga baru mau pesan sih, Insya Allah. Aku promosiin orang cuma-cuma loh ya, hehe.

Oh, ya. Kunjungi aja blogku di blueskypharmacy.wordpress.com untuk membaca tulisan-tulisanku yang lain PLUS my teaching journey. Pengen nulis aja sih tentang pengalaman ngajarku yang masih amatiran ini. Kekekekeke.

:D

Hidup Menunjukkan Cakarnya

Hidup menunjukkan cakarnya saat titik kedewasaan ingin kita raih. Tiap orang akan melihat cakar berbeda. Dan akan menghadapi cakar itu sesuai pola pikirnya. Peringatan dan cara menghadapinya sebenarnya telah diberikan, hanya saja, ada yang mengambil dan ada yang tidak mengindahkan.


Hidup telah menunjukkan cakarnya. Karena masing-masing orang telah melihatnya. Di tiap sudut kamar sebelum terlelap, auman yang memekakkan telinga akan keganasan seakan menjadi pelengkap harian.

Hati kadang begitu naif. Menyaksikan segala sudut yang memungkinkan sehingga kadang membuatnya lemah. Prinsip. Entah prinsip apa yang ia harus pegang untuk menguatkan pundak dan langkah. Kadang, itu yang terbetik sejenak.

Lemah. Ya. Proses menguatkan diri, mungkin sedang berjalan saat menyadari kelemahan. Lemah menghadapi cengkraman cakar yang bahkan tak pernah terpikir sebelumnya. Tapi, manusia punya sifat kuat bertahan hidup. Sayangnya, tekad kuat takkan berkutik saat semuanya terlambat.

Follow me:
http://zaza17azza.tumblr.com/

Antara Ikan dan Pohon

Bismillah.
Bagaimana kabarnya?
Mudah-mudahan wajahnya senantiasa dihiasi senyuman dan hatinya diliputi kebahagiaan.

Yah, postingan sebelumnya aku udah mulai masuk ranah Farmasi. Perkenalan singkat tentang Farmasi walupun "mungkin"" pada akhirnya adik-adik atau teman-teman malah tambah nggak mengerti. Hehe.
Ya, itulah kehidupan, banyak yang tidak kita mengerti.

 Baiklah, ngomong-ngomong soal kuliah, sekarang mungkin adalah masa-masa penuh tantangan yang mendebarkan bagi setiap insan perkuliahan. Walaupun kesannya lebuay, tapi memang. Percayalah. Hehe.
Ya, sementara mengurus-mengurus sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan gelas sarjana (*ups salah), gelar sarjana maksudnya. Mungkin terkesan terlambat bagi mereka yang merasa kemudaan lulus (soalnya, udah ada beberapa rekan sejawat-eh- yang mendahuluiku, bukan mendahului ke alam sana ya, hiks-read). Tapi, tidak mengapa. Kau tahu, tiap orang memiliki potensi, petisi, prokrastinasi (eh), ehm tribulasi maksudnya, sendiri-sendiri. Yah, ada memang yang dari awal memiliki tekad yang kuat, telah menetapkan mimpinya jauh sebelum orang lain memikirkannya, ada pula yang sembari berjalannya waktu, barulah ia tahu bahwa ia bukanlah monyet tetapi ikan.
Maksudnya? Hehe, bukannya mau ngehina. Perrnah dengar 'kan pepatah, seekor ikan tak akan pernah berhasil memanjat pohon. Atau yah kurang lebih pepatah yang demikian lah. Maksudnya, saat kita tak menyadari potensi, kita ingin meraih segalanya, menjadi "potensi orang lain", menjadi bukan diri kita sendiri. Karena bahkan, kita tak mengenal siapa diri kita.
Nah, kurang lebih seperti itulah yang kualami, menjadi Fase kedua.
Kesyukuranku yang sangat besar adalah karena Ilmu Agama menyelamatkanku dari menjadi pribadi yang putus asa menjadi orang yang selalu mengambil pelajaran.

Hidup itu belajar. Belajar bahkan dari pelajaran terpahit dalam hidup kita. Saat kita mencoba untuk mencari tahu karakter kita, mencari tahu potensi dan kesempatan yang mungkin untuk kita dapatkan walaupun pada akhirnya JATUH karena berbagai alasan dan kendala.
Tetapi, kau tahu, saat Allah berfirman, "Maka sesunguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Bersama kesulitan itu ada kemudahan" (QS 94:5-6), dan kau mencoba MEMBUKA MATA HATIMU. Mencoba melihat segala kebaikan Allah ta'ala dan PERCAYA tentang hal itu. Maka tiba-tiba kau tahu, bahwa solusi ternyata terbuka lebar, bahwa dunia ini tidaklah selebar daun kelor, bahwa kau memang sangat membutuhkan-Nya untuk menuntunmu.

Dan dari situlah, aku belajar banyak. Walaupun aku tahu, sebagai seorang anak muda (hehe, masih muda lah) ke depannya aku  pasti masih harus banyak belajar lagi. Maka biarlah ini menjadi reminder ku kelak. Aku belajar, bahwa mimpi yang selama ini kita cari, potensi yang selama ini kita cari, sebenarnya sudah ada di sana. Tentang mimpi, maka kau hanya PERLU MENETAPKANNYA sekarang. Tentang potensi, kau hanya HARUS MENGASAHNYA lebih dalam. Aku yakin tiap kita sudah memiliki sesuatu yang kita sadari sebagai sebuah kelebihan, sekecil apapun itu!!! Tetapi, ketika kita mengasahnya untuk mencapai mimpi, maka itu akan membuat kita seperti naik JET. Yah, setidaknya jet akan lebih cepat.
Album pribadi: mimpi dan cita

Memang untuk mimpi jangka panjang, aku belum bisa berkata banyak, tetapi, untuk mimpi-mimpi jangka pendek, Allah telah memudahkannya untukku. Maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah!!!
Kau tahu kan, kalau Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam pernah bersabda, "Jika ingin bercita-cita, bercita-citalah Surga Firdaus!" Surga tertinggi. Kenapa? Karena cita-cita tinggi yang jelas akan memotivasi lebih kuat.
Rasulullah tidak hanya mengatakan raihlah surga, karena hal itu akan seperti--> saya mau sukses. Kenapa? Ya, surga itu banyak. Bahkan surga terendahpun surga, bahkan menjadi orang terakhir masuk surga pun ya masuk surga juga. Sama seperti orang yang mengatakan cita-citanya hanya untuk sukses. Ya, nonton TV di rumah pun sebenanrnya sukses, sukses nonton TV. Sukses itu banyak! Dan ketidakjelasan hanya akan membuat kita linglung.
Berharaplah surga firdaus! Supaya memotivasi kita untuk senantiasa beramal sebaik-baiknya, memperbaiki keikhlasan sebaik-baiknya, menjadi orang yang paling bertakwa. Bukankah itu mulia? Dan jauh lebih memotivasi dibanding hanya sekedar menginginkan surga, sekedar keinginan sehingga usahanya pun seadanya?
Begitupula untuk meraih kesuksesan di dunia ini.
Kenapa harus sukses di dunia?
Karena ummat Islam memang harus berjaya!

Hanya saja ya perlu ingat, bahwa AKHIRATlah tujuan dan yang ada di hati kita. Maka dunia akan mengikut.

Jadi ya:
No 1. Akhirat
Selanjutnya-->dunia ngikut. Tapi kita butuh usaha juga. Jadi ya, kita juga perlu menetapkan cita di dunia kita. Minimal yah planning. :)
Jadi antara Ikan dan Pohon, yah, untuk meraih cita yang udah kita tetapkan, ya itu tadi, kalau kamu ikan ya sadar aja kalau tempatnya di air dan jangan mau ikut-ikutan monyet manjat-manjat pohon. Moga dimengerti yah. Hehe

Wallohu 'alam
Sumber: Google image, shutterstock

*kritik dan saran sangat diharapkan. Let's share.

Tanpa

Dua rona sendu dalam bait kata
terukir dalam sajak-sajak indah sang empunya
Dalam jiwa yang selalu berusaha
Tanpa lelah walau tak bermakna

Jiwa yang terluka dalam hampa
Kian merasuk hingga jtuh ke lembah
Semua ada masanya kawan
Tanpa rasa
Tanpa canda

Di ujung sana tetap ada akhirnya
Suka tak suka
Acuh tak acuh
Aku bukanlah kau
Kau bukanlah aku

Tiap bait kata yang terucap
'kan tertuang indah dari pena emasnya
Dia yang kau sebut cahaya
dengan Tuan yang Maha Mulia

Bisu tanpa rona kau kelu
Diam tak beriring seakan senar-senar tanpa nada
Kau
Aku
Semua akan berarak ke sana
Kala awan yang bergerak ke lembah menurunkan hujan

Nyata
Pasti
Suatu masa

Tanpa rasa
Tanpa canda

Brand New Style, New Thought

Hmh.. Oh, It's on ! (Cut)


Assalamu'alaykum yaa insan-insan yang semoga diridhai Allah ta'ala

Bagaimana kabar Anda hari ini? Semoga diliputi kebahagiaan ya, utamanya saat membaca blog ini. (Sebenarnya agak memaksa Anda bahagia)
Well, hari ini adalah pertama kalinya lagi aku menulis di blog setelah sekian juta detik vakum (Nggak bohong lah ya). Ada sesuatu yang kusadari saat memulai menulis blog ini lagi, aku membantu diriku menemukan solusi. Ha!
Aneh ya? Tapi.... Sungguh loh, menulis membuatku menemukan solusi (setidaknya 20%).
Seeelaaaluuuu... aku mencoba membuka tulisan-tulisan lamaku (yang di islammylove-zahra) jika vakum menulis agak lama. Yah, mencari inspirasi atau mungkin mencari motivasi pribadi (read: narsis-narsisan gitu). Dan akhirnya, ada sebuah kalimat mengitari kepalaku seperti kereta:
Untuk apa ya aku membuat blog baru ini?
Seebeenaarnyaa, aku membuat blog baru ini dengan tujuan seperti judul, Brand new style, new thought. Tapi, endingnya malah lost thought! (read: gila). aku menilik gaya bahasaku sendiri dan mungkin yaa agak aneh. Tapi, hey! That's me! Haha. Akhirnya aku jadi mikir ulang, apakah blog ini akan kuubah gaya bahasanya (inilah si "new style" yang kumaksud) atau tidak. Kalau mau wasath (tengah-tengah), 50-50 laah.
Nah, beralih ke 'new thought', aku agak bimbang. Soalnya, rupan-rupanya otakku tuh cuman 3! Masing-masing otak besar kanan-kiri, sama otak kecil (hhe), maksudku, kepalaku cuman satu! Awalnya, genre blog yang mau kuubah tapi jadinya mungkin lebih ke sudut pandang aja kali ya? (Hft)

Loh, kenapa? kok hft juga? Haha.. wasting time ya? wasting time karena ngira ada tulisan berbobot eh malah ngebahas diri sendiri. Nggak papalah sekali-sekali curhat!
(NB; padahal curhat terus tiap kali nulis, zahra...zahra...-geleng-geleng kepala)

Ya.. gimana ya?
Oke deh, aku buat tulisan berbobot:

10+10*5-7:4+80%-50= 109,05

Nah, sekian bobot bahan yang akan ditimbang hari ini.

hehe

#kidding

Pages