Pelajaran dari Buku "Meniti Jalan Istiqomah"

Judul Buku: Meniti Jalan Istiqomah (Al-Istiqomah; Fadha'iluha wa Mu'awwiqatuha)
Karangan: Syekh Musnid Al-Qahthany
Penerbit: Pustaka Al-Bashirah

1. Makna Istiqomah
الاستقاملة: Huruf sin dan ta dalam kata ini menunjukkan penguatan dalam kelurusan dan ketidakmenyimpangan dari jalan tauhid. Dan di masa ini, istilah "iltizam" lebih masyhur digunakan untuk mengungkapkan makna istiqomah di atas Islam ini. Iltizam berarti konsisten terhadap sesuatu dan kontinyuitas di atasnya. Hanya saja, istilah istiqomah lebih tepat digunakan karena istilah ini yang digunakan Allah ta'ala di dalam kalam-Nya dan sunnah nabi-Nya.
Dari Sufyan bin Abdillah -radhiyallahu 'anhu-pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, ia berkata," Wahai Rasulullah, katakanlah padaku satu kalimat dalam Islam yang aku tidak pernah menanyakan tentangnya pada seorang pun selain engkau." Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"Katakanlah:' Aku beriman kepada Allah', lalu istiqomahlah (di atas itu)." (HR Muslim dalam shahihnya)
Selain itu, Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"istiqomahlah kalian dan duhai betapa bagusnya jika kalian istiqomah." (HR Ibnu Majah, Shahih al-Jami' no. 953)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin, "Maka istiqomah itu adalah sebuah kata yang mencakup seluruh bagian agama. Ia adalah berdiri memenuhi janji dihadapan Allah dengan sebenar-benarnya. Dan ia berkaitan dengan perkataan, perbuatan, perilaku, dan niat."
Syeikh Abdurrahman As-sa'diy rahimahullah mengatakan," Istiqomah adalah melazimi ketaatan pada Allah dan ketaatan pada Rasul-Nya secara berkelanjutan"
Sayangnya, realita yang terjadi, saat kita melihat seorang yang istiqomah menjalankan agamanya, seakan-akan ia hanya sedang menjalankan sesuatu yang sifatnya sunnat, sekunder, dan tambahan! Lalu kita melihat orang yang lalai, melampaui batas, meninggalkan aturan agama, dan terjatuh dalam perkara-perkara haram, mungkar, dan maskiat; lalu kita katakan bahwa seperti inilah memang manusia yang normal!!! Tidak demi Allah! Yang seperti ini bukanlah manusia normal, ini adalah manusia yang lalai, melampaui batas, dan meninggalkan perintah serta mengabaikan larangan Allah.
****
Maka istiqomah itu adalah agama Allah ta'ala itu sendiri. Karena itu, barangsiapa yang tidak istiqomah dan komitmen dengan agama Allah ta'ala maka sesungguhnya ia telah berubah dan menyimpang dari jalan yang seharusnya dan ia tidak disebut sebagai manusia yang normal.
****
Allah 'azza wa jalla telah memerintahkan Nabi-Nya untuk istiqomah. Dan perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam dan juga kepada ummatnya sebagaimana yang telah dimaklumi. Allah berfirman:

“Maka istiqomahlah sebagaimana engkau (Muhammad) diperintahkan beserta orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kalian perbuat” (Q.S Hud: 112)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata tentang ayat ini: "Tidak pernah ada ayat yang turun kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam yang lebih berat daripada ayat ini. Itulah sebabnya beliau mengatakan:"Aku telah dibuat beruban oleh surah hud dan saudara-saudaranya" (Tafsir Al-Baghawy, tafsir Al-Qurthuby dan shahih al-jami' no. 3720)

Catatan Penting
1. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah lahir dan bathin
2. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah bersama Allah ta'ala dan keistiqomahan bersama makhluk
3. Istiqomah adalah berusaha keras menepati dan mendekati jalan kebenaran

---bersambung---

0 komentar:

Posting Komentar

Pages