Saat Hidayah...

Saat Allah memberimu hidayah, saudariku...
Jagalah! Jagalah!
Ya, sebab kau tak tahu... akankah hidupmu diakhiri dengan tetes embun hidayah atau telah berbalik menjadi hitamnya batu.
Saat Allah memberimu hidayah,
Jagalah! Jagalah!
Sebab Allah tabaraka wata'ala tengah memberimu sebuah nikmat.
Nikmat yang saaangaaat besar.
Nikmat yang tidak diberikan kepada setiap manusia yang bernapas.
Nikmat KHUSUS hanya untuk hamba-hamba PILIHAN!
Nikmat yang ternyata telah Allah tanam di hatimu.
Dan apa artinya???
Artinya, ALLAH inginkan kebaikan untukmu!!
Ya, kebaikan untukmu!
Dan jika Allah sudah menghendaki kebaikan untukmu, maka siapakah yang akan memberimu keburukan???
Jika Allah telah memilihmu dengan rahmat-Nya sebagai hamba yang Dia cintai, maka apalagi yang kau butuhkan???
Hei!!! Allah-lah pemilik langit dan bumi! Maha Kaya, Maha Terpuji. Maha Melihat, Maha Mendengar. Tiada sekutu bagi-Nya.
Jadi, apalagi?
Apalagi yang lebih nikmat dari hidayah???
Dengan hidayah-Nyalah kita tergerak untuk berilmu.
Dengan hidayah-Nyalah kita tergerak untuk berhijrah.
Dengan hidayah-Nyalah kita mampu untuk beribadah.
Dengan hidayah-Nyalah kita bisa menjadi seorang hamba yang bertakwa.
Hanya dengan hidayah-Nya.
Maka mintalah! MINTALAH! Minta kepada Allah agar Dia memberimu hidayah! Menjagamu dalam hidayah! Dan mematikanmu dalam keadaan memegang hidayah.

Ya, hidayah yang begitu teramat mahal.

Ada yang Terlarang

Assalamu'alaykum...
Apa kabar semuanya? Semoga aja tetap cerah ceria seperti biasa yah.
Hemmm.... banyak yang terjadi sebulanan ini. Semua dimulai dari bulan Ramadhan kemarin. Oh, ya. btw, gimana kabar Ramadhannya kemarin? Ada cerita seru kah, sedih kah, senang kah, atau.... jangan-jangan horor ya?
Horor? Oh, no! Misalnya: tiba-tiba disuruh ngampus.
Nah, itu horor tuh!

Gimana nggak horor orang yang disuruh masih di pedalaman nun jauh di sana tanpa alat komunikasi tiba-tiba kok tahu disuruh ngampus? Bisikan jin kali ya?
Hehe. Contoh...

Ya, sebenarnya bukannya aku nggak nulis lagi. Cuman sarana tumpahan emosiku (eh?) bukan lagi padamu blog, kekekeke. Maaf ya jadi berkhianat gini. (ckckck). Anggaplah itu intermezzo.

Nah, ada yang terlarang!
Apa kira-kira????

Ayo tebak....!!!


Sedikit lagi....







Yang terlarang adalah................



Bukunya Ippho yang judulnya 13 Wasiat Terlarang! Hehe.
Ya, baru aja aku baca bukunya dan asli inspiratif dan kocak banget. Udah ada yang pernah baca? Sebenarnya bukan cuman dari sisi bisnisnya aja, tapi sisi-sisi dalam menjalani hidup pun bisa kita praktikkan. Walaupun sebenarnya mau nggak mau kita bakal bisnis juga sih. Paling nggak yang PNS tuh bisnis jasa. Iya kan? Dan pantesan aja kalo bukunya best seller, Isinya juga kadang rada kagak mengerti soalnya pake bahasa planet (planet bumi-read). Tapi paham deh tentang kananisasinya kang Ippho.

Well, aku nggak ada niat cerita sesuatu sih hari ini. Cuman pengen bagi info ini aja. Oh, ya, baru inget. Tadi aku lihat buku keren abis tentang jurus kuliah di luar negeri! Asli promosinya bagus banget dan murah (maksudku yah lumayan terjangkau lah ya), Siapa tahu ada yang nyari, penerbitnya Inspira. Aku juga baru mau pesan sih, Insya Allah. Aku promosiin orang cuma-cuma loh ya, hehe.

Oh, ya. Kunjungi aja blogku di blueskypharmacy.wordpress.com untuk membaca tulisan-tulisanku yang lain PLUS my teaching journey. Pengen nulis aja sih tentang pengalaman ngajarku yang masih amatiran ini. Kekekekeke.

:D

Saat Khatam Dipertanyakan

Al-Qur'an
" Udah khatam?"
"Target berapa kali khatam?"
"Mudah-mudahan khatamnya bisa lebih dari bulan ramadhan kemaren"

Nggak asing 'kan dengan kalimat-kalimat di atas? Entah pertanyaan maupun pernyataan seputar khatam di Bulan Ramadhan. Lantas, di antara kawan sekalian masih ada nggak yang bertanya-tanya atau ngerasa seperti ini,

'untuk apa saya khatam berkali-kali?'
'ah, daripada khatam berkali-kali tapi nggak ngerti, mending semampunya aja asal paham'
atau beberapa kalimat serupa di atas.

Dialah Wanita…


Dialah wanita pemegang tahta dunia
Tanpa nama dan tanda jasa
Menoreh kisah bukan pada goresan pena
Tetapi pada mereka yang menjadi bunga bangsa

Dialah wanita idaman jiwa
Dalam senyum tersirat ketulusan
Dalam tangis tersirat do’a dan harapan
Bukan untuknya,
Melainkan untuk mereka buah hati penyejuk mata

Dialah wanita sepanjang masa
Yang berletih dari pagi hingga petang
Dengan semburat sumringah menemani tiap langkah
Biarlah lelah dia adukan di sela malamnya
Pada Robb yang telah menciptanya saja
Cukuplah jiwanya lapang kala pundak harapannya senang
Buah hati dan bunga bangsanya

Dialah ibu…
Pahlawan walau tanpa tanda jasa
Madrasah utama mendidik jiwa-jiwa mungil menuju ilmu dan takwa
Dirindu surga dan diidamkan ummat manusia
Tanpa lelah, tanpa keluhan
Tersenyum dalam sebait do’a penuh harapan

Duhai, bagaimanakah kita tenggelam?
Dalam arus masa yang kian mengaburkan kehormatannya
Padahal surga berada di bawah telapak kakinya
Berusah payah mengandung dan melahirkan
Bahkan mendidik kita hingga dewasa
Lantas sudahkah kita berbakti dan bersyukur kepadanya?

Tumpuan negara, memegang tahta walau tanpa mahkota
Dengannya ummat binasa
Dengannya pula ummat ‘kan jaya
Dialah wanita, ibu
Dialah madrasatul aulaa


Saat Kita Bertanya tentang Kita

Saat kita bertanya tentang kita
Tentang jati diri sebenarnya dan hakikinya

Saat kita bertanya tentang kita
Tentang jiwa yang tak tentram dan penuh kebingungan

Saat kita bertanya tentang kita
Tentang kesedihan yang menggelayut dan derita yang tak kunjung reda

Saat kita bertanya tentang kita
Tentang diri yang bergelora tetapi hampa di dalamnya

Saat kita bertanya tentang kita
Siapa sebenarnya dan yang manakah sejatinya?

Maka ketahuilah, setiap bayi yang lahir ke dunia
Lahir dengan fitrah
Fitrah untuk menjadi hamba yang senantiasa rindu pada Tuhannya
Lahir dengan fitrah
Fitrah untuk menjadi hamba yang senantiasa ingin dekat pada Tuhannya
Lahir dengan fitrah
Fitrah hanya untuk beribadah kepada-Nya
Menjadi hamba yang dihias takwa sebagai pakaiannya
Dan akhlak mulia adalah perhiasannya

Maka saat kita bertanya tentang kita
Kembali ke fitrah, itu jawabnya

------------- Bumi Allah, Makassar-----------------

Sebab lingkungan lah yang membentuk karakter kita, namun terkadang mengaburkan jati diri kita. Jati diri sebagai seorang muslim/ah dirindu surga.

Belajar dari Pohon Kurma

Bismillah.

Bulan Ramadhan, entah sudah kali ke berapa kita menghirup sejuknya bulan ini, dan sudah berapa pelajaran yang terekam di sanubari kita mengenai bulan penuh berkah ini. Syukur yang sangat besar terus terucap dari lisan ini sebab kesempatan bertemu dengannya adalah tanda kesempatan rahmat pula yang begitu besar bagi diri.

Ini hanyalah catatan kecil yang kudapatkan selepas bermajelis kemarin. Tentang salah satu perumpamaan dari banyaknya perumpamaan yang Allah berikan dalam kalam-Nya. Yah, dan betapa menakjubkan peumpamaan-perumpamaan yang Allah berikan kepada kita, manusia.
Gambaran ini termaktub dalam Qur'an surah Ibrahim: 24-25

Travelling Hati

Aku kembali menulis di blog lamaku yang sekarang udah ganti judul jadi "Travelling Hati", kunjungi ya... Dan semoga pembaca merasa maklum dengan tulisan yang masih acak-adul. Sampai sekarang pun saya masih belajar. Dan lagi... mungkin blog adalah sarana pelampiasan ketidakteraturanku :D
Kritik dan saran pun masih saya tunggu dan nantikan.

Assalamu'alaykum warohmatullah wabarokatuhSemoga pembaca senantiasa berada dalam kebaikan dan kebenaran.
Baru aja aku ganti judul dari "Daun Permata Biru" menjadi "Travelling Hati". Yup, setelah kupikir-pikir, blog ini memang lebih cocok diberi judul demikian. Soalnya, secara pribadi, blog ini memang menjadi saksi bisu atas travelling hati yang kujalani. Ya, judul ini pun mengangkat fenomena internet yang sedang 'hot' alias sedang naik daun, yaitu tentang travelling.
Banyak banget blog dan tulisan-tulisan yang menyuguhkan kaitan travelling mereka. Dan hal ini pun menjadi salah satu sarana para penulis travelling tersebut mencari biaya hidup alias bisnis. Jujur aja, ya, aku nggak begitu diberkahi dengan kemampuan travelling seperti mereka yang kemana-mana menjelajahi bumi Allah ini. Dan sebenarnya, rasanya tuh kayak kepengeen juga, hehe. Tapi, sadar nggak sadar, di dalam diri kita pun ternyata sering terjadi travelling.
Perjalanan pikiran, pemahaman, penafsiran, dan perasaan kita terhadap kehidupan yang kita jalani. Kadang perjalanan itu harus berada dalam kegelapan dan kesusahan, bak terperangkap di kawah gunung berapi yang hendak meletus. Tapi kadang juga berada dalam ketenangan dan kedamaian, bak liburan di pulau tropis dan bersantai ria.
Tiap diri memiliki perjalanannya masing-masing. Tapi apapun jalurnya, semoga tujuannya tetaplah ridha Allah 'azza wa jalla.

Pages