Saya percaya bahwa tiap keluarga memiliki prinsip atau pandangan masing-masing tentang ke arah mana keluarga mereka akan mereka bawa sesuai dengan kemampuannya. Jujur saja, sejenak, kita akan merasa begitu mengagumi mereka yang dengan begitu hebatnya menunjukkan kepiawaian mereka dalam memenej keluarga (mengelola keluarga) sehingga terasa begitu menakjubkan dan ingin seperti mereka. Namun, semua butuh usaha dan prioritas utama. Yang paling penting adalah sesuai Al-Qur'an dan sunnah Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, selebihnya kita akan belajar pelan-pelan, Nak. Belajar bersama dan berjuang bersama untuk menjadi keluarga penghuni surga.
#formyfuturelitllelovedone
Home / All post
Saat Allah Menjadi Tujuan~
Saat Allah menjadi tujuan, maka butuh perjuangan menjalaninya tetapi tempat kembalinya jelas. Za, jadikan Allah dan keridhaan-Nya sebagai tujuan, maka engkau akan memiliki hujjah yang jelas kepada-Nya di Padang Mahsyar kelak. Segala keraguan adalah dari syaitan agar engkau menunda melakukan ibadah yang dicintai-Nya. Jangan mengeluh pada manusia, keluhkan pada-Nya dan mintalah agar Allah memberimu kekuatan. Jika Dia memberimu kekuatan, maka sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa. Pikirkan apa yang Dia ridhai.
Ingatlah, setiap pilihan ada konsekuensinya!
#spirit #morningcoffee :p
Ingatlah, setiap pilihan ada konsekuensinya!
#spirit #morningcoffee :p
We Will Always Learn~
We will always learn in every step of life. We will learn again and again especially when the problems come. Don't focus on the questions, focus on how to answer those questions. Rely upon Allah! May Allah guard us and bless us... :)
#quotetoday
#quotetoday
Terkadang~
Terkadang sesuatu itu sudah baik, hanya saja, orangnya belum tepat. Bukan berarti sesuatu itu harus diubah karena memang di carut-marutnya dunia ini, kita tetap butuh sosok yang teguh dengan idealitas. Mungkin, mengelola orangnya itu yang perlu dikaji ulang. Sebab boleh jadi, orang itu tepat untuk hal yang lain. Ya, bagaimanapun, pengorbanan harus dilakukan walau sama-sama baik.
#curcol #lagi
#curcol #lagi
Pelajaran dari Buku "Meniti Jalan Istiqomah"
Judul Buku: Meniti Jalan Istiqomah (Al-Istiqomah; Fadha'iluha wa Mu'awwiqatuha)
Karangan: Syekh Musnid Al-Qahthany
Penerbit: Pustaka Al-Bashirah
1. Makna Istiqomah
الاستقاملة: Huruf sin dan ta dalam kata ini menunjukkan penguatan dalam kelurusan dan ketidakmenyimpangan dari jalan tauhid. Dan di masa ini, istilah "iltizam" lebih masyhur digunakan untuk mengungkapkan makna istiqomah di atas Islam ini. Iltizam berarti konsisten terhadap sesuatu dan kontinyuitas di atasnya. Hanya saja, istilah istiqomah lebih tepat digunakan karena istilah ini yang digunakan Allah ta'ala di dalam kalam-Nya dan sunnah nabi-Nya.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin, "Maka istiqomah itu adalah sebuah kata yang mencakup seluruh bagian agama. Ia adalah berdiri memenuhi janji dihadapan Allah dengan sebenar-benarnya. Dan ia berkaitan dengan perkataan, perbuatan, perilaku, dan niat."
Syeikh Abdurrahman As-sa'diy rahimahullah mengatakan," Istiqomah adalah melazimi ketaatan pada Allah dan ketaatan pada Rasul-Nya secara berkelanjutan"
Sayangnya, realita yang terjadi, saat kita melihat seorang yang istiqomah menjalankan agamanya, seakan-akan ia hanya sedang menjalankan sesuatu yang sifatnya sunnat, sekunder, dan tambahan! Lalu kita melihat orang yang lalai, melampaui batas, meninggalkan aturan agama, dan terjatuh dalam perkara-perkara haram, mungkar, dan maskiat; lalu kita katakan bahwa seperti inilah memang manusia yang normal!!! Tidak demi Allah! Yang seperti ini bukanlah manusia normal, ini adalah manusia yang lalai, melampaui batas, dan meninggalkan perintah serta mengabaikan larangan Allah.
****
Maka istiqomah itu adalah agama Allah ta'ala itu sendiri. Karena itu, barangsiapa yang tidak istiqomah dan komitmen dengan agama Allah ta'ala maka sesungguhnya ia telah berubah dan menyimpang dari jalan yang seharusnya dan ia tidak disebut sebagai manusia yang normal.
****
Allah 'azza wa jalla telah memerintahkan Nabi-Nya untuk istiqomah. Dan perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam dan juga kepada ummatnya sebagaimana yang telah dimaklumi. Allah berfirman:
“Maka istiqomahlah sebagaimana engkau (Muhammad) diperintahkan beserta orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kalian perbuat” (Q.S Hud: 112)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata tentang ayat ini: "Tidak pernah ada ayat yang turun kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam yang lebih berat daripada ayat ini. Itulah sebabnya beliau mengatakan:"Aku telah dibuat beruban oleh surah hud dan saudara-saudaranya" (Tafsir Al-Baghawy, tafsir Al-Qurthuby dan shahih al-jami' no. 3720)
Catatan Penting
1. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah lahir dan bathin
2. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah bersama Allah ta'ala dan keistiqomahan bersama makhluk
3. Istiqomah adalah berusaha keras menepati dan mendekati jalan kebenaran
---bersambung---
Karangan: Syekh Musnid Al-Qahthany
Penerbit: Pustaka Al-Bashirah
1. Makna Istiqomah
الاستقاملة: Huruf sin dan ta dalam kata ini menunjukkan penguatan dalam kelurusan dan ketidakmenyimpangan dari jalan tauhid. Dan di masa ini, istilah "iltizam" lebih masyhur digunakan untuk mengungkapkan makna istiqomah di atas Islam ini. Iltizam berarti konsisten terhadap sesuatu dan kontinyuitas di atasnya. Hanya saja, istilah istiqomah lebih tepat digunakan karena istilah ini yang digunakan Allah ta'ala di dalam kalam-Nya dan sunnah nabi-Nya.
Dari Sufyan bin Abdillah -radhiyallahu 'anhu-pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam, ia berkata," Wahai Rasulullah, katakanlah padaku satu kalimat dalam Islam yang aku tidak pernah menanyakan tentangnya pada seorang pun selain engkau." Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"Katakanlah:' Aku beriman kepada Allah', lalu istiqomahlah (di atas itu)." (HR Muslim dalam shahihnya)Selain itu, Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,"istiqomahlah kalian dan duhai betapa bagusnya jika kalian istiqomah." (HR Ibnu Majah, Shahih al-Jami' no. 953)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Madarijus Salikin, "Maka istiqomah itu adalah sebuah kata yang mencakup seluruh bagian agama. Ia adalah berdiri memenuhi janji dihadapan Allah dengan sebenar-benarnya. Dan ia berkaitan dengan perkataan, perbuatan, perilaku, dan niat."
Syeikh Abdurrahman As-sa'diy rahimahullah mengatakan," Istiqomah adalah melazimi ketaatan pada Allah dan ketaatan pada Rasul-Nya secara berkelanjutan"
Sayangnya, realita yang terjadi, saat kita melihat seorang yang istiqomah menjalankan agamanya, seakan-akan ia hanya sedang menjalankan sesuatu yang sifatnya sunnat, sekunder, dan tambahan! Lalu kita melihat orang yang lalai, melampaui batas, meninggalkan aturan agama, dan terjatuh dalam perkara-perkara haram, mungkar, dan maskiat; lalu kita katakan bahwa seperti inilah memang manusia yang normal!!! Tidak demi Allah! Yang seperti ini bukanlah manusia normal, ini adalah manusia yang lalai, melampaui batas, dan meninggalkan perintah serta mengabaikan larangan Allah.
****
Maka istiqomah itu adalah agama Allah ta'ala itu sendiri. Karena itu, barangsiapa yang tidak istiqomah dan komitmen dengan agama Allah ta'ala maka sesungguhnya ia telah berubah dan menyimpang dari jalan yang seharusnya dan ia tidak disebut sebagai manusia yang normal.
****
Allah 'azza wa jalla telah memerintahkan Nabi-Nya untuk istiqomah. Dan perintah ini ditujukan kepada Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam dan juga kepada ummatnya sebagaimana yang telah dimaklumi. Allah berfirman:
“Maka istiqomahlah sebagaimana engkau (Muhammad) diperintahkan beserta orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap apa yang kalian perbuat” (Q.S Hud: 112)
Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata tentang ayat ini: "Tidak pernah ada ayat yang turun kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam yang lebih berat daripada ayat ini. Itulah sebabnya beliau mengatakan:"Aku telah dibuat beruban oleh surah hud dan saudara-saudaranya" (Tafsir Al-Baghawy, tafsir Al-Qurthuby dan shahih al-jami' no. 3720)
Catatan Penting
1. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah lahir dan bathin
2. Istiqomah yang diperintahkan oleh Allah adalah istiqomah bersama Allah ta'ala dan keistiqomahan bersama makhluk
3. Istiqomah adalah berusaha keras menepati dan mendekati jalan kebenaran
---bersambung---
Lakukan Yang Terbaik!~
Saat melakukan sesuatu, push yourself untuk melakukannya pada tahapan maksimum yang bisa kau lakukan. Tunjukkan pada-Nya potensi yang telah Dia berikan pada-Mu telah engkau gunakan. Batu permata menjadi sedemikian indahnya setelah ditempa dengan tempaan yang keras, Jus yang begitu enak menjadi begitu enaknya karena diperas. Saat ibadah, berikan ibadah terbaikmu pada-Nya!
#terinspirasidari #noumanalikhan
#terinspirasidari #noumanalikhan
Allah Tahu~
"Jika kamu menyatakan sesuatu atau menyembunyikannya maka sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu" (terjemah Q.S Al-Ahzab: 54)Allah tidak suka jika Allah telah menutup aib seorang hamba lantas ia dengan bangga memamerkan kemaksiatannya di hadapan manusia. Tetapi, engkau harus tahu bahwa Allah Maha Melihat, melihatmu melakukan kemaksiatan, berbalut dosa, walau engkau bersendiri. Hanya saja, Dia menyembunyikannya dari manusia agar engkau bertaubat darinya, bukan dengan bangga memamerkannya. Bukan hanya maksiat fisik, termasuk maksiat hatimu. Prasangka, amarah, iri hati, ketidakikhlasan, ketidakridhoan, cinta yang engkau duakan terhadap-Nya, dan segala macam bisikan setan lain dalam hatimu.
Namun, hal serupa juga berlaku untuk amal baik yang engkau tujukan semata untuk-Nya. Saat tak ada seorang manusia pun yang memujimu maka sesungguhnya Dia Maha Teliti atas apa yang engkau usahakan untuk-Nya. Saat segala jerih payah hanya dibayar seutas senyuman sinis, saat itulah kejujuran dan keikhlasanmu diuji oleh-Nya. Sebab engkau pun harus paham bahwa semua cinta meminta bukti. Maka Dia pun akan mengujimu untuk melihat bentuk cintamu pada-Nya. Tetapi, kabar baiknya, Dia tak pernah memberi beban yang tak sanggup engkau pikul. Dan juga, ini akan menjadi rahasia manis yang akan engkau cengkramakan dengan-Nya di saat seluruh manusia mencari-cari rahasia manis bersama-Nya, di yaumul hisab. Dan juga, mudah-mudahan dengan amal baik rahasia itulah, Allah akan menghapus amalan buruk rahasiamu.
Begitulah.
Wallohu a'lam.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)