Share: 31 Sebab Lemahnya Iman

31 Sebab Lemahnya Iman
Hussain Muhammad Syamir
Bismillahirrahmaanirrahiim

Judul Buku: 31 Sebab Lemahnya Iman (Al-Ilmaam fii asbaabi dha'fi)
Penulis : Hussain Muhammad Syamir
Penerjemah : Musthafa Aini
Penerbit :  Darul Haq, Jakarta
Tebal : x+180 hlm; 17,5 cm
Tahun terbit : 2001
ISBN : 979-9137-62-4

Saya sangat ingin membagi judul buku yang sangat menakjubkan ini. Jujur saja, setelah sekian lama saya hanya membaca-baca sekilas alias tidak konsisten, membaca buku ini adalah pilihan yang sangat tepat. Alhamdulillah, mungkin ini adalah buku ke-3 atau ke-4 yang benar-benar saya khatamkan dengan sempurna dimulai dari muqaddimah hingga akhir. Ya, boleh dikata, saya memang tipe orang yang mudah bosan membaca secara konsisten pada satu buku sehingga seringnya membaca setengah lalu meninggalkannya. Yang mempu saya khatamkan berulang-ulang hanyalah kitabullah.
Nah, dengan jumlah halaman yang tidak begitu tebal, lebih bisa dikatakan buku saku; buku ini sangat indah membahas perkara yang kebanyakan manusia lengah di dalamnya. Terutama, kita yang hidup dalam hiruk-pikuk dunia secara umum yang tidak mengkhususkan diri terhadap ilmu ad-dien ini maka buku ini sangat penting untuk kita baca.



Penyajian yang dilakukan oleh penulis bisa dikatakan ringkas tetapi menjurus kepada perkara-perkara inti di tiap poinnya. Secara umum, terdapat 31 poin sebab-sebab lemahnya iman yaitu:
  1. Kurang Ikhlas
  2. Konsistensi Emosional
  3. Kecenderungan kepada apa yang telah berlalu
  4. Minimnya pendidikan mental
  5. Dangkalnya pemahaman tentang arti ibadah
  6. Lalai dalam melaksanakan ibadah sehari-hari
  7. Sedikit menuntut ilmu
  8. Al-Futur yang terus-menerus
  9. Al-'Ajzu (lemah)
  10. Kurang introspeksi diri
  11. Sibuk dengan Anak dan Istri
  12. Mengabaikan Tugas Qalbu
  13. Al-Faudhiyyah (asal-asalan atau tidak konsisten)
  14. Sibuk dengan Aib orang lain
  15. Perhatian yang berlebihan pada diri (fisik)
  16. tidak suka bermusyawarah
  17. Menyia-nyiakan waktu
  18. Banyak tertawa
  19. Perbuatan dosa khulwah (saat bersendiri)
  20. Lalai dalam memperbaharui iman
  21. lemahnya hubungan antara penuntut ilmu dengan para ulama
  22. berlebihan dalam hal yang halal
  23. tenggelam dengan masalah yang kecil, meninggalkan perkara-perkara yang lebih pokok
  24. bergaul dengan orang-orang pengangguran
  25. bercita-cita rendah
  26. tidak mengetahui kemampuan dan potensi diri
  27. terlalu banyak hal-hal yang menyibukkan
  28. banyak tuntutan hidup tapi tak memiliki kemampuan
  29. tidak ada pendidik yang mengarahkan dan lemahnya program kerja
  30. kurang menyukai pahala
  31. sikap mengalah
Dari ke-33 poin di atas, penyajian penulis sangat tepat sasaran dan saran saya, jangan sekedar melihat judul poinnya saja. Sebab, saat membaca penjabarannyalah kita baru tersadarkan. Saya pun dapat motivasi untuk konsisten membaca 1 buku selesai baru beralih ke buku lainnya adalah dari buku mini ini. Gambaran-gambaran realita yang dibahas pun sesuai dengan zaman ini bahkan mungkin zaman yang akan datang.

Tapi mungkin, buku ini jauh lebih cocok bagi mereka yang memang telah berkecimpung dengan istilah-istilah syar'i walaupun sebenarnya insya Allah tetap ada arti Indonesia untuk istilah syar'i dalam buku ini. Buku ini lebih enak dinikmati saat tenang atau dengan kata lain kita bisa fokus sebab pentingnya pembahasan di buku ini yang diharapkan tidak lewat begitu saja.

Jika Imam Ahmad, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dan para ulama lainnya telah mencontohkan kepada kita betapa mereka telah menyelesaikan ribuan kitab dibaca. Lalu, apakah kita telah menyelesaikan 10 saja buku (kitab) agama untuk mendapat pelajaran? Jangankan buku-buku Islami, generasi kita bahkan seringnya jauh menyenangi novel, film-film korea, dan sebagainya dibandingkan kitabullah, Al-Qur'an. Maka bagaimana kaum muslimin bisa maju?


0 komentar:

Posting Komentar

Pages